Hamba Tuhan
Login





Lost Password?
No account yet? Register
Find Us on Facebook
Shalom, bagaimana kabar Anda hari ini? Silahkan login atau register.
Memandang Kepada Kristus Dengan Kerendahan Hati PDF Print
User Rating: / 1
PoorBest 
Sunday, 11 November 2007

Di Amerika, seorang ibu menemukan bahwa anak laki-lakinya memiliki bakat musik, sehingga sang ibu mulai menyuruh anaknya belajar musik. Setelah mempelajari dan menguasai musik dari seluruh instruktur piano di kotanya, maka sang ibu itupun membawa anaknya kepada seorang pianis yang telah pensiun dan terkenal di seluruh dunia.

Pianis yang telah pensiun itu berkata, "Saya sudah tidak mengambil murid lagi." Dia menolak semua permohonan ibu tersebut. Namun si ibu tersebut tidak mau menyerah, ia berkata kepada pianis tersebut, "Kami telah datang jauh-jauh dengan harapan di hati kami. Tidak bisakah anda setidaknya mendengarkannya bermain sekali saja?". Karena sudah lelah dengan desakan ibu tersebut, sang pianis itu menganggukkan kepala tanda setuju, maka anak laki-laki tersebut mulai bermain piano. Pianis yang telah pensiun itu terkejut melihat talenta anak itu yang seperti berlian yang belum diasah. Sang pianis itupun mulai membayangkan bagaimana ia mengajar lagi seorang murid kelas dunia, dan ia pun memutuskan untuk menerima anak laki-laki tersebut sebagai murid terakhirnya. Sang pianis mengabdikan dirinya sepenuhnya untuk mendidik anak laki-laki tersebut, dan anak laki-laki itupun menjadi seorang pianis besar dan ia akhirnya mendapatkan kesempatan untuk tampil di Carnegie Hall. Setiap lagu yang ia mainkan selalu diikuti dengan sambutan yang luar biasa. Banyak orang melemparkan topi mereka dan bunga ke panggung, dan seluruh panggung menjadi dipenuhi dengan bunga. Di tengah-tengah sambutan itu, para hadirin melihat bahwa pianis tersebut sedang melihat ke arah balkon ketika ia menunduk dan ia tidak membiarkan matanya melihat ke arah lain.

Dengan penasaran, para hadirin mengikuti pandangan pianis muda tersebut, dan mereka menemukan seorang laki-laki tua berambut putih sedang duduk di balkon dan ia sedang melihat ke arah pianis muda itu. Meskipun orang tua itu bangga kepada muridnya, namun mereka yang duduk di dekatnya mendengar ia berkata, "Banyak yang memujimu, tetapi tetaplah melihat ke depan. Karena saat engkau mengarahkan matamu kepada ketenaran dan uang, maka engkau akan mengarah pada kehancuran."

Saya mendengar kisah ini dalam salah satu khotbah Pendeta Robert, dan saya merasa sangat tergerak dengan kisah tersebut. Ketika keadaan kita baik dan segala sesuatu berjalan dengan baik, kita harus tetap melihat ke depan. Tetapi ketika keadaan kita buruk, kita tetap harus melihat ke depan agar dapat melihat Yesus. Ketika orang Kristen memandang kepada Kristus, mereka berjalan di jalan yang aman. Tetapi ketika mereka memalingkan mata mereka dari Kristus dan mulai melihat ke bawah, maka mereka akan benar-benar memulai suatu perjalanan yang menurun.

Tuhan mengajarkan kepada kita sebuah pelajaran melalui contoh yang menarik dalam Hakim Hakim 9:8-15.

Pada suatu hari pohon-pohon pergi untuk mengurapi yang akan menjadi raja bagi mereka. Pohon-pohon tersebut meinta pohon zaitun agar menjadi raja bagi mereka, tetapi pohon zaitun tersebut menolak sambil berkata, "Masakan aku meninggalkan minyakku yang dipakai untuk menghormati Allah dan manusia, dan pergi melayang-layang di atas pohon-pohon?" Kemudian pohon-pohon tersebut mendekati pohon ara dan memintanya agar menjadi raja bagi mereka. Pohon ara tersebut menolak sambil berkata, "Masa?aku meninggalkan buahku yang begitu bagus dan manis, dan pergi melayang-layang di atas pohon-pohon?" Kemudian pohon-pohon tersebut pergi kepada pohon anggur. Pohon anggur juga menolak sambil berkata, "Masa?aku meninggalkan air buah anggurku yang menyukakan hati Allah dan manusia, dan pergi melayang-layang di atas pohon-pohon?" Akhirnya, pohon-pohon tersebut pergi kepada semak duri untuk memintanya agar menjadi raja bagi mereka, maka semak duri tersebut berkata, "Jika kamu sungguh-sungguh mau meng urapi aku menjadi raja atas kamu, datanglah berlindung di bawah naunganku; tetapi jika tidak, biarlah api keluar dari semak duri dan memakan habis pohon-pohon aras yang di gunung Libanon!"

Keempat pohon-pohon tersebut menjadi contoh atas empat tipe manusia. Pohon zaitun adalah seperti seseorang yang mengorbankan dirinya sendiri untuk melayani Tuhan dan orang lain. Pohon ara adalah seperti seseorang yang selalu menghasilkan buah yang manis di dalam kehidupannya agar dapat menyenangkan hati Tuhan dan orang lain. Pohon anggur adalah seperti seseorang yang hidup dalam kesederhanaan dan selalu menahan diri, dan ketika harus menolong dan menyenangkan orang lain, ia akan mengorbankan semuanya. Tetapi, semak duri adalah seperti seseorang yang tidak mau mengorbankan dirinya ataupun menghasilkan buah, melainkan ia hanya akan membahayakan yang lain.

Pohon zaitun, pohon, anggur dan pohon ara tidak mempunyai keinginan untuk menjadi raja. Seperti ketiga pohon ini, mereka yang sadar sepenuhnya akan diri mereka dan menjalani kehidupan dengan berpusat kepada Tuhan ketika menolong sesamanya, tidak mempunyai keinginan untuk berkuasa terhadap orang lain. Sebaliknya, mereka yang seperti semak duri akan dengan senang hati menerima kekuasaan dan mengancam orang lain yang tidak patuh terhadap otoritasnya.

Sebenarnya, ketika kita memilih seorang pemimpin, kita harus memilih seseorang yang rendah hati dalam memimpin. Bila seseorang menjadi ambisius dalam mendapatkan posisi kepemimpinan, maka itu berarti orang tersebut mempunyai motivasi yang salah. Satu-satunya motivasi untuk menjadi seorang pemimpin adalah untuk melayani Tuhan dan masyarakat.

Pohon zaitun memberikan minyaknya, pohon ara memberikan buahnya dan pohon anggur memberikan air buah anggurnya. Mereka tidak akan memonopoli berkat-berkat yang telah Tuhan berikan kepada mereka, tetapi mereka malah menghasilkannya Untuk Tuhan dan masyarakat. Tetapi satu-satunya yang dapat diberikan oleh semak duri adalah api. Tidak ada hal yang baik yang ditawarkan oleh semak duri. Semak duri hanya bisa memerintah pohon-pohon agar berlindung di bawahnya. Kita harus membagikan semua berkat yang kita terima dari Tuhan kepada orang lain seperti yang dilakukan pleh ketiga pohon tersebut. Ketika kita membagikannya tanpa henti, maka Tuhan juga akan memberkati kita tanpa henti.
Mereka yang mau berkorban, merendahkan dirinya, dan mau memberi adalah orang-orang yang dapat dijadikan sebagai pemimpin. Ketika orang memilih mereka sebagai pemimpin, maka mereka akan diberkati. Sedangkan mereka yang tidak tahu bagaimana berkorban atau merendahkan dirinya seperti semak duri, hanya akan membahayakan orang-orang.

Bagaimanapun juga situasi kita, baik dalam kesulitan ataupun dalam kemegahan, kita harus selalu memandang kepada Kristus dengan kerendahan hati di saat kita menjalankan tanggung jawab kita sebagai hamba Tuhan.

Comments
Add NewSearch
Anonymous   | 27-06-2011 03:12:35
Siapakah yg dilambangkan sebagai pohon zaitun? pohon ara? pohon anggur? dan semak duri ?....kalau ini terjawab maka tahulah kita kepada siapa firman ini tertuju, tks
Write comment
Name:
Subject:
[b] [i] [u] [url] [quote] [code] [img] 
 
 
:angry::0:confused::cheer:B):evil::silly::dry::lol::kiss::D:pinch:
:(:shock::X:side::):P:unsure::woohoo::huh::whistle:;):s
:!::?::idea::arrow:
 
Security Image
Please input the anti-spam code that you can read in the image.
 
< Prev   Next >