Hamba Tuhan
Login





Lost Password?
No account yet? Register
Find Us on Facebook
Shalom, bagaimana kabar Anda hari ini? Silahkan login atau register.
Hidup Sejati 4/8 PDF Print
User Rating: / 0
PoorBest 
Sunday, 16 March 2008

Sambungan dr bag (3)

Dalam pesawat menuju ke Swedia, aku bertemu seorang pelajar Iran yang menceritakan kepadaku lebih banyak tentang gaya hidup di negara-negara Skandinavia. Aku tidak punya ide tentang apa yang sedang aku perbuat. Hidupku seperti kapal rusak yang ditiup angin ke semua arah dan sekarang tertiup ke Laut Utara. Aku masih mengharap dan menunggu akan adanya sesuatu yang baik terjadi atasku. Aku bukanlah petualang melainkan mencari sesuatu. Kenapa aku tidak puas dan senang seperti keluargaku yang lain? Aku bisa menikah dan mendapat pekerjaan di Iran dan tinggal dekat dengan keluargaku. Apa yang ada di dalamku yang memaksaku pergi seperti makhluk kehausan mencari air? Apa yang hilang? Apakah masa depanku akan bahagia? Aku meragukan jangan-jangan pendapat ayahku benar tentang aku.

 

Dengan pikiran-pikiran seperti ini berkitar di kepalaku, pesawat mendarat di bandara Kopenhagen, Denmark. Aku menumpang bus ke stasiun pusat kereta api dan naik kereta api ke Swedia. Di Stokholm, ibukota Swedia, aku berganti kereta ke Uppsala, sebuah kota sekitar 70 km ke utara.

Saudara temanku sangat terkejut kala aku datang. Ia tidak pernah mendengar bahwa aku akan datang. Tetapi ia membiarkan aku tinggal bersamanya sampai aku mendapat tempat untuk diriku sendiri. Belakangan aku berhasil menyewa kamar di kompleks apartemen mahasiswa.

Rakyat Swedia dan budayanya serta bahasanya serasa baru bagiku dan kelihatan aneh, meskipun mereka sangat damai. Aku jarang melihat mereka berkelahi atau bertengkar satu sama lain. Cuaca sangat berbeda dengan tanah airku. Musim dingin sangat dingin, gelap, dan panjang. Namun demikian selama musim panas yang hanya beberapa bulan, aku percaya ini adalah tempat terindah di bumi.

Gaya hidup orang-orang Swedia memberiku kejutan budaya yang lain. Moral mereka, sikap, dan hubungan antar manusia banyak berbeda dengan tempat di mana aku bertumbuh. Orang sering tinggal bersama tanpa menikah. Aku tidak dapat mempercayai mataku sendiri ketika aku melihat orang-orang setengah telanjang mandi sinar matahari tidak hanya di pantai, tetapi bahkan di rumah tetangga. Aku sering bertemu orang yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan. Mereka takkan bersusah-susah membicarakan-Nya dan mempunyai sangat beragam sifat terhadap agama, secara umum. Banyaknya pelayanan sosial dari pemerintah membuat rakyat sangat bebas satu sama lain. Itulah hal-hal yang kontras yang aku lihat. Di Iran jika seseorang menganggur dan miskin, kerabat dan keluarga dekatnya akan berkumpul dan menolongnya. Tetapi di Swedia, pelayanan sosiallah yang memperhatikan kebutuhan mereka. Maka orang-orang sangat bergantung pada pertolongan pemerintah daripada keluarganya dan tidak pula pada Tuhan. Hal ini sangat baru bagiku.

Teman-teman Iranku yang baru tidak banyak bicara tentang politik atau agama. Mereka hanya inginkan kesenangan. Ada pelajar-pelajar Iran yang lain di Swedia yang sangat aktif dalam politik dan selalu mengkritik Khomeini dan pemerintahannya.

Seperti biasa, aku berdebat dengan orang-orang Komunis Iran ini. Aku membenci mereka dengan rasa kasihan. Bagiku mereka seperti robot yang disuapi teori Lenin, Mao, dan Marxis. Mereka tidak pernah bicara dalam bahasa yang normal. Seseorang harus punya banyak pengetahuan untuk dapat mengerti mereka. Bagiku mereka itu najis dan aku tidak akan menyentuh mereka. Setelah beberapa waktu aku lelah berdebat dengan mereka.

Suatu hari aku diundang pesta di atas atap kompleks pelajar. Ada beberapa pelajar pertukaran Amerika di sana. Karena aku mengerti bahasa Inggris lebih baik daripada Swedia, aku mulai berbicara dengan mereka. Di antara mereka terdapat seorang gadis yang tidak minum anggur seperti yang lain. "Kenapa kamu tidak minum anggur?" tanyaku dengan penuh ingin tahu. Aku tidak minum anggur karena hukum Islam. "Aku seorang Kristen," jawab gadis itu. Jawabannya sungguh mengejutkan aku. Aku mengira bahwa semua orang di Barat adalah Kristen. Di Iran terdapat orang-orang Kristen Armenia yang bahkan punya toko minuman keras! Aku tidak tahu apa-apa tentang ke-Kristenan kecuali yang aku pelajari dari Al-Quran dan pengajaran Islam.

Gadis Amerika itu menjelaskan tentang imannya pada Kristus dan apa yang kitab suci nyatakan tentang Yesus. Berbicara dengannya menimbulkan banyak pertanyaan dalam diriku. Aku berdebat dan bertahan dalam pendapat tentang Yesus. Ia mengatakan bahwa ia percaya "Yesus adalah Anak Allah". Itu menghujat Allah! Aku telah mendengar melalui Al-Quran bahwa Allah bukanlah manusia. Ia tidak berawal dan tidak berakhir. Al-Quran mengatakan bahwa Allah tidak diperanakkan dan tidak beranak. Bagaimana Allah dapat mempunyai anak? Siapa istri-Nya? Bagiku apa yang gadis itu percayai sangat naif dan najis.

Aku mempelajari ada penghormatan sangat besar terhadap Yesus dalam Islam, tetapi hanya sebagai Nabi yang datang sebelum Muhammad. Para Muslim percaya bahwa ada lima Nabi yang setiapnya mereka percaya, mempunyai sebuah buku: Adam, Nuh, Musa, Yesus, dan Muhammad. Muhammad adalah Nabi terakhir dan penggenap wahyu Allah.

Aku katakan padanya bahwa aku percaya menurut apa yang Al-Quran katakan, bahwa Yesus lahir dari perawan Maria, bahwa Yesus adalah Nabi sebelum Muhammad, dan bahwa Yesus tidak disalibkan seperti yang orang Kristen percayai. Dia menceritakan banyak hal tentang Alkitab yang diantaranya ada yang bertentangan dengan Al-Quran. Aku katakan padanya bahwa aku percaya kitab Injil tidak ditulis oleh Yesus sendiri. Murid-murid-Nya menuliskan itu dan kami orang Muslim percaya bahwa itu telah diubah selama bertahun-tahun oleh orang-orang yang berbeda.

Aku membantah dengan keras pendapat gadis itu dan kami berdebat sepanjang malam hari dari pesta itu. Ia mengatakan padaku tentang Injil dan Yesus dan aku mengatakan padanya tentang Al-Quran dan Muhammad. Kelihatannya diskusi kami takkan pernah berakhir. Aku sangat tertarik untuk melanjutkan berargumentasi. Gadis itu kelihatan sangat naif, tidak berpendidikan, dan sangat sederhana. Namun demikian ia sangat berbeda dari rekan-rekannya. Ia tidak bergaul untuk berkencan, tidak minum minuman keras, dan juga tidak berbicara dalam kata-kata kotor seperti yang lain. Ada kemurnian di dalamnya yang membuatku sangat tertarik. Aku ingin tahu lebih banyak tentang ke-Kristenan.

Kuputuskan suatu hari untuk pergi ke katedral tua di kota guna berbicara dengan pastornya. Aku bertemu seorang pemuda yang mengenakan kain gelap di sana, seorang yang sangat lembut. Aku memanggilnya 'Bapa'. Aku pelajari itu dari film bioskop. Aku berbicara padanya dalam bahasa Inggris karena aku belum menguasai bahasa Swedia. Aku mengatakan padanya bahwa aku bersedia mengepel lantai katedral sebagai ganti untuk belajar lebih dalam tentang ke-Kristenan. Ia tidak tertarik pada usulku untuk membersihkan lantai, tetapi ia memperkenalkan padaku temannya, seorang Amerika. Orang Amerika tersebut mengatakan padaku ada sepasang orang Swedia yang namanya Lars dan Borje. Aku menelepon mereka dan mengundang mereka untuk berkunjung.

"Betapa anehnya pastor-pastor ini," pikirku pada diriku sendiri. Berdiri di depanku ketika kubuka pintu, dua pria yang kurus tinggi, berlawanan dengan bayanganku semula tentang pastor. Mereka kelihatan sangat bahagia dan sangat bersahabat, keduanya nampak berbeda dari orang-orang Swedia secara umum. Yang seorang berjambang merah dan mereka berpakaian sederhana dengan jeans. "Selamat datang, Bapa," kataku ketika kami bersalaman. Mereka tersenyum. "Kamu tidak perlu memanggil kami 'Bapa'," jawab mereka. Kemudian aku tahu bahwa mereka bukan pastor dan juga bukan Katolik. Mereka hanya memiliki cinta kepada bangsa-bangsa lain dan ingin menceritakan pada mereka tentang Yesus.

Lars dan Borje sangat bersahabat. Selama beberapa bulan aku tinggal di Swedia, aku belum pernah bertemu orang Swedia lainnya yang begitu bersahabat dan bahagia. Lars, dengan jambang merahnya, bermain gitar dan mereka menyanyi tentang Yesus. Kami minum teh dan berbicara banyak. Aku punya jutaan pertanyaan. Untuk setiap pertanyaan mereka bukakan Injil dan mendapatkan jawabnya. Mereka kelihatan penuh perhatian dan mau mendengar.

Suatu hari Lars dan Borje mengundangku ke rumah mereka. Mereka bertetangga dan bekerja di gereja yang sama. Aku menerima undangan mereka dan mengunjungi mereka. Mereka kelihatannya orang-orang sederhana, tidak terperangkap budaya materialisme. Aku sangat terkesan pada kasih dan perhatian mereka. Mereka punya damai dan kesukaan yang khusus. Mata mereka bersinar cerah yang tidak pernah kulihat pada orang-orang yang lain. Suatu sinar yang murni dan ikhlas. Mereka berbicara terutama tentang Allah dan Yesus. Mereka tidak berbicara di belakang orang-orang dan tidak menggunakan bahasa yang kotor. Dengan tulus mereka tertarik padaku dan ingin tahu lebih banyak tentang aku. Aku merasa sungguh-sungguh di rumah untuk pertama kalinya dalam hidupku.

Pada awalnya orang-orang ini kelihatan lebih naif dan lemah daripada orang-orang Swedia yang kukenal. Tetapi makin aku mengenal mereka, makin aku melihat perbedaan antara mereka dengan orang-orang kebanyakan. Mereka juga mengundangku ke gereja mereka dan kelompok pelajaran Alkitab. Persahabatan kami bertumbuh dan aku sering mengunjungi mereka.

Semua yang dilakukan orang Kristen ini sangat berbeda dari agamaku dan pengajarannya. Mereka membaca Alkitab dalam bahasa mereka sendiri sedangkan aku belajar bahasa Arab guna membaca Al-Quran. Mereka berdoa dengan sederhana dalam bahasa mereka sedangkan aku berdoa dalam kata-kata yang sama dalam bahasa Arab lima kali sehari, 365 hari setahun. Mereka membaca dan mempelajari Alkitab lebih sering daripada aku (atau Muslim lain yang kuketahui) membaca Al-Quran. Mereka sering mendoakan satu dengan lainnya. Mereka memberi dengan murah hati kepada yang membutuhkan tanpa mengharapkan itu kembali. Aku tidak melihat kebencian atau kepahitan dalam mereka. Aku tidak pernah mendengar mereka membicarakan secara negatif tentang orang lain. Mereka tidak berbohong, bahkan berbohong kecil pun tidak. Mereka selalu ingin mengampuni jika diminta. Persahabatan mereka tidak berdasarkan atas akan mendapat sesuatu dari seseorang, malainkan murni dan jujur.

Suatu hari Lars dan Borje memberiku Alkitab bahasa Persia, bahasa ibuku. Aku tidak pernah membaca Alkitab sepanjang hidupku. Aku membacanya dengan penuh rasa ingin tahu. Aku terpesona pada Yesus, pada pekerjaan-Nya, dan pada kata-kata-Nya. Cerita tentang Dia sangat berbeda dari nabi yang lain. Yesus kelihatannya lebih daripada apa yang aku mengerti hanya sebagai nabi. Aku tidak menemukan dalam Alkitab kisah Yesus membunuh atau berperang melawan orang lain. Tidak ada cerita tentang istri dan Ia tidak membangun kerajaan di bumi bagi diri-Nya sendiri. Aku terkagum akan kasih-Nya dan mukjizat yang dibuat-Nya. Ia membangkitkan orang yang mati, menyembuhkan yang bisu dan tuli, dan memberi penglihatan pada yang buta. Ada kekuasaan dalam kata-kata-Nya yang tidak ada pada nabi biasa. Rakyat mengikuti Dia bukan karena Dia mempunyai pedang tetapi karena kata-kata-Nya. Ia tidak pernah berdosa. Membaca Injil mengubah sikapku pada Yesus.

Ada tenaga dan energi pada orang-orang Kristen ini yang begitu nyata. Ada cahaya dan kemurnian yang tidak dapat kulihat bahkan pada Muslim yang paling fanatik.

Aku sangat bangga menjadi seorang Muslim dan tidak ingin menjadi naif dan lemah. Islam adalah agama untuk melawan kejahatan dan kebatilan. Aku selalu membenci ketidak benaran dan mencintai apa yang benar. Aku selalu menganggap diriku orang baik. Aku tidak ingin melukai seseorang. Aku berpikir bahwa aku telah hidup sesuai hukum Allah. Aku mencintai Tuhan dan melakukan apa yang benar, yang terbaik menurut pengetahuanku. Sesuatu yang aneh terjadi padaku, sesuatu yang tidak dapat kumengerti. Makin aku mengetahui orang-orang Kristen ini dan membaca Alkitab, semakin aku tidak menyukai diriku sendiri. Pikiranku yang terdalam tentang diriku sendiri sedang berubah. Sepertinya ada selubung yang dilepaskan dari mataku sehingga aku dapat melihat diriku sendiri dengan lebih jelas. Aku melihat kenyataan diriku dan ternyata semua tidak menarik. Sepertinya makin aku mengenal Yesus melalui Alkitab dan pengikut-Nya, makin jelas gambaran yang kuterima tentang Allah dan diriku sendiri. Aku seperti berjalan ke arah terang dari ruang yang gelap. Mata pengetahuanku mulai terbuka.

Pada waktu yang sama suatu ketakutan yang mengerikan mulai tumbuh di dalam diriku. Suatu keraguan, suatu peringatan. Bagaimana jika aku salah? Bagaimana jika Muhammad tidak dikirim Allah? Pikiran seperti itu membuat tulangku menggigil. Aku takut akan Allah, takut akan menolak Nabi-Nya yang suci. Aku akan menjadi orang kafir yang jatuh dalam kehangatan murka Allah. Allah akan menghancurkan aku dalam neraka.

Siapa yang sanggup melawan Allahnya orang Islam? Mereka yang menolak Nabi Muhammad telah dibunuh dan dikutuk Allah. Pikiranku penuh dengan pertanyaan-pertanyaan dan aku sangat bingung.

Makin aku mencari untuk mendapatkan kebenaran, makin ketakutanku meningkat. Aku tidak dapat tidur di malam hari di kamar gelap. Aku harus membiarkan lampu menyala. Aku sering mendapat mimpi buruk dan bangun pada tengah malam dengan penuh ketakutan. Aku biasanya bisa tidur dengan nyenyak namun sekarang aku harus bangun dengan sesedikit mungkin suara dan gerakan.

Makin aku melihat kehidupan orang-orang Kristen ini, cinta dan kemurnian mereka, makin aku diyakinkan bahwa aku tidak murni. Aku selalu berpikir mereka adalah najis. Aku akan mencuci tangan setelah berjabat tangan dengan mereka. Aku selalu mencuci mulutku jika makan makanan mereka. Tetapi di sini aku telah menipu dan mencurangi mereka, dan sebagai balasan mereka mengampuni dan mengasihiku. Aku melihat bahwa aku ini orang berdosa. Aku menganggap yang disebut dosa adalah perbuatan besar seperti membunuh atau merampok bank. Ketika aku melakukan kesalahan, aku mengatakan kepada diriku bahwa itu tidak salah. Jika aku berzinah, aku menghitungnya sebagai kebutuhan alamiah. Mengutuk adalah bahasa umum dari setiap orang dan daftar seperti itu terus bertambah panjang.

Kehidupan orang-orang Kristen ini yang Injilnya sudah dimanipulasi dan yang Nabinya lahir sebelum Muhammad, lebih baik dariku. Bagaimana mungkin sesuatu yang salah dan palsu membuat begitu banyak orang yang baik? Bagaimana mungkin mereka bisa begitu penuh kasih dan pengampunan? Bagaimana mungkin mata mereka bisa bersinar sedemikian cerah? Dengan pikiran-pikiran ini aku terus-menerus bergumul.

Namun yang terburuk dari semua itu adalah aku tidak menyukai diriku sendiri. Aku tidak lagi bangga dengan keberadaanku. Aku merasa seperti manusia berdosa. Bagaimana aku dapat menjadi manusia yang lebih baik? Apa yang bisa memurnikanku? Aku iri pada gaya hidup orang-orang Kristen ini. Aku yang melakukan begitu banyak hal. Aku yang menjalankan semua ibadah agama, sembahyang, puasa, dan ratapan. Aku yang menjalankan peraturan atas makanan dan minuman. Apakah ada kekuatan untuk mengubah aku? Aku sangat kebingungan.

Segalanya berantakan dalam hidupku: keluargaku, keuanganku, rencana-rencanaku, dan sekarang bahkan diriku sendiri. Akankah menolong jika aku berpindah agama? Apa yang akan terjadi jika aku menjadi Kristen? Ide ini mulai menderingkan bel di dalam hatiku dan menakutkan aku atas kematian. "Pikirkan konsekuensinya!" kataku pada diriku sendiri. Aku akan kehilangan keluarga dan teman. Semua saudara-saudaraku akan menertawakan aku. Aku akan terhitung sebagai kafir atau pengkhianat yang harus dihukum mati. Bagaimana mungkin aku menolak dan meninggalkan Muhammad, Nabi Allah? Bagaimana mungkin Islam itu salah dengan begitu banyak orang mengikutinya? Bagaimana seseorang dapat menolak wahyu Islam? Betapa takut dan bingungnya aku.

Ya Allah, mana yang benar? Bagaimana mungkin seorang Muslim menjadi Kristen? Kelihatannya itu mungkin! Suatu hari aku diperkenalkan kepada seorang Pakistan yang telah beralih menjadi Kristen dari Islam di Pakistan. Sebagai hasilnya ia telah dimasukkan ke rumah sakit jiwa oleh ayahnya sendiri. Ia melarikan diri dan datang ke Swedia sebagai pengungsi. Ia adalah orang Muslim pertama yang pindah agama yang aku tahu. Tetapi ia seorang Muslim Sun'ni. Aku belum pernah mendengar seorang Muslim pun dari Iran yang beralih agama! Kami beraliran Shi'ah, aliran yang fanatik. Jika mereka lakukan itu terhadap seorang Sun'ni, apa jadinya denganku?

Pikiran seperti ini terus-menerus ada selama berbulan-bulan dan keraguanku terhadap Islam makin bertambah dan akhirnya, dengan seluruh kejujuran, aku membuat pertanyaan sederhana terhadap Allah: "Perlihatkan padaku kebenaran."

"Ya Allah," kataku, "aku tidak memilih menjadi Muslim. Aku telah diajar dan diberitahu dari kecil bahwa Islamlah jalan kebenaran, sama seperti seorang Cina yang diajarkan bahwa Buddhalah jalan kebenaran. Bagaimana aku dapat mengetahui kebenaran jika bukan Engkau sendiri yang menunjukkannya padaku?" Aku mencoba menjelaskan kepada Allah supaya Dia tidak marah dengan pikiranku. "Ya Allah, aku bingung. Setiap orang mengatakan dirinya benar: Hindu, Buddha, dan Muslim. Jalan manakah jalan kebenaran untuk datang kepada-Mu? Mereka semua mengatakan bahwa agama apa pun adalah jalan datang kepada Tuhan, semua kecuali Yesus. Ia mengatakan Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa (Allah), kalau tidak melalui Aku.1 Bagaimana jika Ia benar dan aku salah?" Aku harus mencari kebenaran itu. "Ya Allah," aku meneruskan, "aku ingin mencoba Yesus dan jika Ia tidak benar, maka aku akan bertobat dan kembali ke Islam. Allah kumohon Engkau mengerti kebingunganku dan tidak menjadi marah padaku jika aku berlaku bodoh."

Aku berlutut di sebelah tempat tidurku dan berdoa dalam bahasa Persia. Aku berkata pada Yesus, "Yesus, jika Engkau sungguh satu-satunya jalan dan Anak Allah, berikan bukti-Mu kepadaku dan jika aku mengetahui Engkaulah kebenaran, aku akan mengikuti Engkau, meskipun hal itu akan mengorbankan seluruh hidupku. Ubah aku Yesus, ampuni atas semua dosaku."

Tak lama kemudian aku menjumpai ayat dalam Injil : Yesus berkata, Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.2Perkataan-perkataan Yesus ini berbicara dalam hatiku dengan begitu berkesan. Aku memahami apa yang dikatakan Yesus. Aku memperhatikan ayahku, agamaku, teman-temanku, hidupku sendiri, buah hasil kepercayaan dan tindakan kami. Aku merenungkan buah hasil kepercayaan agama kami sepanjang sejarah. Aku belum pernah bisa melihat hasil buah-buah itu sebelumnya. Aku mencoba memahaminya tetapi semua sangat membingungkan. Sekarang aku dapat memahaminya! Sesuatu perubahan terjadi dalam hatiku pada hari itu ketika aku berlutut dan memanggil Nama Yesus. Aku dapat kemampuan untuk melihat kebenaran. Kejadian itu seperti ada selaput yang menutupi mataku selama ini menjadi terlepas dan mataku terbuka.

Salah satu masalah terberat bagiku sebelumnya adalah menerima bahwa Yesus adalah Anak Allah. Aku tidak dapat mengertinya dengan pikiranku. Bagaimana mungkin Allah mempunyai anak dan jika hal itu mungkin, bagaimana mungkin manusia membunuh Anak-Nya? Alkitab berkata: Tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: 'Yesus adalah Tuhan', selain oleh Roh Kudus.3 Sesuatu telah terjadi padaku yang tidak dapat kujelaskan. Tiba-tiba tidak terlalu sukar untuk percaya bahwa Allah mengirim Yesus, yang adalah Dia sendiri, menjadi manusia, menjadi domba yang sempurna tanpa cacat, dan kurban sempurna untuk dosa-dosa dunia.

Sekarang aku dapat mengerti Alkitab, kata-kata dari Yesus. Aku tidak lagi meragukan dalam hatiku bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang sempurna, dari awal sampai akhir. Hal itu seperti aku melihat segala sesuatunya dari cahaya yang berbeda. Betapa aku merasa bahwa aku dahulu buta dan sekarang aku menerima penglihatan. Beban yang aku punyai telah terangkat dan kebingunganku hilang.

Aku tidak pernah melupakan hari itu, ketika aku bangun dan menyadari bahwa aku tak perlu lagi melakukan sembahyang subuh dalam bahasa Arab menghadap ke Mekah. Alangkah leganya aku. Aku dapat berdoa dalam bahasaku sendiri, pada segala waktu, dan pada segala arah yang kuingini. Betapa berbahagia aku terbebas dari puasa selama bulan Ramadhan, khususnya di Swedia di mana matahari terbit selama 23 jam sehari pada musim panas. Oh, betapa luar biasa bebasnya aku. Di atas semua itu, kebingunganku lenyap. Oh, aku merasa sangat baik.

Pernahkah engkau tersesat di suatu tempat yang tidak dikenal dan setelah mencari-cari akhirnya engkau temukan jalan yang benar? Bagaimana perasaanmu? Legakah? Itulah yang kurasakan. Betapa aku dapat bernafas lebih baik. Aku dapat menghirup udara. Aku seperti telah berada dalam tahanan yang tertutup dan gelap dan kemudian dibebaskan. Aku menghirup aroma kebebasan. Aku menerima kekuatan baru. Aku mempunyai gairah hidup kembali. Oh, betapa luar biasa yang kurasakan. Aku merasa seperti tersesat di padang gurun dan mencari air dan sekarang menemukan sungai yang segar dan air kehidupan. Itu sungguh menyegarkan. Aku dapat mendengar suara angin dan merasakannya seakan tidak pernah terjadi sebelumnya. Aku serasa dilahirkan kembali, dalam jiwaku, tubuhku, dan hatiku. Sekarang aku memiliki HIDUP SEJATI! Sikapku terhadap orang-orang telah berubah. Kebencian dan kepahitan telah lenyap. Sebelumnya aku sangat membenci orang-orang tanpa sebab. Semua hal itu lenyap. Hanya ada kedamaian dan ketenangan baru di dalam diriku. Aku menerima kesukaan. Itu lebih dari sekedar kegembiraan. Ini benar-benar sukacita yang tidak dapat kulukiskan. Hanya dapat kurasakan. Lebih daripada itu, aku benar-benar jatuh cinta pada Yesus. Ia menjadi begitu dekat dan penting bagiku. Aku dapat mendengar Ia berbicara melalui Alkitab. Jika Ia melakukannya, aku merasa bahwa aku adalah orang yang sangat penting. Aku tidak perlu menderita dan berbuat baik untuk dicintai oleh-Nya dan untuk menjadi dekat dengan-Nya. Ia ada di sana untuk mengangkatku dari lubang.

Suatu malam aku membaca dan merenungkan kata-kata Yesus dalam Injil, aku membaca bagian ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan malam pada malam Ia diserahkan kepada orang-orang munafik. Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kataNya: 'Inilah tubuhKu yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.' 4Aku merenungkan bagian Injil ini ketika aku mendengar Ia berkata-kata padaku. Itu bukanlah suara yang keras, tetapi suara yang lembut di dalam diriku, kata-Nya, "Reza, ini tubuh-Ku yang dipecahkan di Salib karena kamu". Itu bukan suara yang menyalahkan, dan tidak membuatku merasa bersalah. Tidak, itu adalah tangisan kasih yang tidak pernah kudengar sebelumnya. Yesus begitu mengenalku secara pribadi sampai-sampai aku mengira hanya untukkulah Yesus mati di Salib. Airmataku meleleh dan aku menangis seperti anak kecil. Penuh dengan suka cita yang daripada Allah, aku merasa diterima seperti apa adanya aku, untuk pertama kalinya dalam hidupku.

Aku sedemikian berbahagia dengan perubahanku sehingga aku ingin menceritakannya kepada seluruh dunia. Kadang kala aku ingin berdiri di depan orang banyak dan berteriak pada orang-orang, "Jangan sedih hati! Yesus dapat mengubah hidupmu!"

Aku sering bertanya dalam hatiku kenapa aku tidak mengetahui apa pun tentang Yesus pada masa kecilku. Kenapa aku berdebat sedemikian banyak dengan orang-orang Kristen itu dan menolak apa yang mereka katakan? Di manakah orang-orang seperti Lars dan Borje ketika aku acapkali melarikan diri dari rumah dan menangis pada Tuhan serta meragukan apakah Ia mendengarkan doaku? Kenapa tidak seorang pun berkata padaku tentang Yesus selama tahun-tahun di mana aku mencari? Aku mencari Tuhan. Kenapa tidak banyak orang Kristen di tanah airku untuk mengatakan padaku tentang Yesus?

Aku segera mengatakan pada orang-orang tentang kepercayaanku. Aku bersaksi di mana pun aku mampu. Orang-orang Kristen akan memberiku waktu 10-15 menit dalam pertemuan mereka untuk bersaksi, tetapi sering aku berbicara melebihi waktu itu. Aku lebih bersukacita bersaksi kepada kaum Muslim daripada di gereja karena tidak ada batasan waktu. Dan mereka bereaksi, mereka akan tidak mau mendengar atau akan berdebat denganku berjam-jam.

Banyak dari sahabat-sahabat lamaku menertawaiku dan membuat banyolan dariku. Hal itu tidak menghalangiku. Aku tidak peduli lagi dengan apa yang orang-orang pikirkan tentang aku asalkan aku diterima oleh Tuhan. Aku hanya ingin memberikan pada orang-orang dari negaraku, khususnya kaum Muslim, suatu kesempatan untuk mendengarkan semua pekerjaan dari Juruselamatku. Aku tidak dapat diam dengan iman dan kecintaanku pada Yesus. Aku kira akan mengatakan pada semua orang tentang perubahanku, semua orang kecuali keluargaku. Aku takut akan reaksi mereka.

Masih ada sedikit ketakutan tertinggal dalam hidupku meskipun aku telah menerima Tuhan Yesus dan telah terbebas dari Islam. Suatu malam aku mendapat mimpi buruk. Aku setengah terbangun di tengah malam. Lampu tergantung di atas tempat tidur kelihatan seperti jejadian. Sesuatu mendarat di dadaku. Aku merasa seperti sebuah pesawat telah mendarat padaku. Aku sangat takut, gemetar, dan berkeringat dingin di tempat tidur. Aku merasa kehadiran sesuatu yang jahat. Aku tidak tahu apa itu tetapi aku tahu Nama Yesus dapat membebaskanku. Aku ingin berteriak 'Yesus' tetapi mulutku terkunci. Aku tetap berbisik 'Yesus' dalam pikiranku, akhirnya mulutku terlepas dan aku berteriak mengusir setan dalam Nama Yesus. Benda itu meninggalkanku dan aku tidak pernah punya masalah ketakutan seperti itu lagi.

Sekitar setahun setelah perubahanku, ketika aku berjalan ke rumah, aku mendengar Allah berbicara padaku. Ia mengatakan padaku untuk menulis pada orang tuaku dan mengatakan pada mereka tentang perubahanku. Ketika aku sampai di rumah, aku mendapati surat dari ibuku di kotak pos. Aku mematuhi Tuhan dan menjawab surat ibuku. Aku menulis surat enam halaman pada keluargaku menceritakan pada mereka tentang imanku yang baru dalam Kristus. Aku secara khusus memohon dengan sangat pada mereka agar tidak berpikir bahwa aku gila. Ide untuk menjadi Kristen akan sangat tidak dapat dimengerti oleh mereka. Mereka akan berpikir secara alamiah bahwa aku telah kehilangan akal. Aku mengirimkan surat tersebut ke Iran dan percaya pada Tuhan.

Dua minggu kemudian aku menerima panggilan telepon dari Iran. Saudariku yang tertua menelepon. Ia sangat berduka dan ingin tahu apakah aku sehat. Ia bertanya apakah aku telah kehilangan akal, "Apakah kamu sinting? Apa maksudmu menjadi Kristen? Seorang Muslim tidak dapat pindah ke agama lain," katanya, "sejak ibu menerima suratmu, ia terus-menerus menangis dan berbicara pada potretmu," lanjutnya. "Ibu akan menjadi gila karena kamu, Reza. Tidakkah cukup kau meninggalkan kami dan menghancurkan hatinya? Lihatlah apa yang kamu kerjakan padanya. Ia akan dapat sakit hati karena kamu dan jika ayah tahu hal ini, kami takkan punya kedamaian di rumah. Bertobatlah dan kembalilah. Siapa orang-orang yang menekanmu untuk berubah agama?" Dan ia terus berbicara seperti itu selama beberapa waktu.

Kabar tentang kondisi ibuku sangat menyusahkanku. Aku tidak ingin melukai hatinya, khususnya setelah ia telah menjalani hidupnya bersama ayahku. Aku berdoa pada Yesus. Ini adalah waktu yang sangat sukar untukku.

Tidak lama setelah panggilan telepon tersebut, aku menerima panggilan telepon yang lain. Kali ini dari Konsulat Iran di Stokholm. Konsul berbicara dan menanyakan apakah aku sehat fisik dan mental. "Ya," jawabku, dalam hatiku bertanya-tanya kenapa mereka mendesakku. Mereka menjelaskan bahwa mereka menerima telegram dari keluargaku yang mengatakan aku sakit mental dan perlu dirawat di rumah sakit. Untunglah dia dapat menerima kata-kataku bahwa aku tidak pernah sesehat ini!

Akhirnya aku menerima surat dari ayahku. Ia telah mengetahui apa yang telah terjadi. Ia tidak mengakui aku sebagai anaknya lagi. Aku dilarang keras untuk berhubungan dengan keluargaku selama aku menyatakan diri sebagai Kristen. Ia memperhitungkan aku sebagai pengkhianat. Tidak hanya keluargaku yang memutuskan hubungan, melainkan teman-temanku juga memandang rendah padaku dan menuduhku mendapat bayaran dari CIA untuk menyebarkan ke-Kristenan. Kadang-kadang, secara humor, mereka menanyaiku berapa aku dibayar untuk menjadi Kristen.

Menyadari akan resiko dipulangkan ke Iran, aku memohon asilum di Swedia. Aku menerimanya. Ijin tinggal menetap dan bekerja diberikan oleh pemerintah Swedia. Aku mulai penghidupan yang baru.

Keadaan pada umur-umur muda dari imanku sangatlah sulit. Itu adalah waktu berlatih bagiku. Aku diubah dan diajar patuh dan toleran. Apa yang dinyatakan agamaku dulu sangat berbeda dari pengajaran Kristus. Allah sedang membersihkan semua kenajisan dariku. Pada dua tahun yang pertama seperti melewati perapian panas untuk dibentuk dan dihaluskan. Aku menyerahkan semua Reza lama; kesombongan, keangkuhan, cinta diri, kebebasan, dan egois. Daftar ini dapat ditambahkan terus-menerus. Diubah itu sakit. Itu seperti mengambil darimu semua potongan yang membentuk dirimu. Reza yang lama, tidak terlalu berharga untuk dipertahankan. Aku sedang diubah menjadi mirip dengan Yesus, Anak Allah.

Salah satu hal yang Allah ajarkan padaku adalah tentang kepercayaanku atas peranan wanita. Aku sangat percaya atas peranan lelaki saja. Tuhan telah mengajarkan padaku tentang hal itu dengan cara-Nya. Suatu hari, ketika aku mengikuti kursus singkat Alkitab di Swedia, kami kedatangan pembicara dari Amerika. Aku sangat suka pengajaran si pembicara, namun aku tidak suka duduk diajari oleh istrinya dan mendiskusikan hal tersebut dengan kepala sekolah itu. Kukatakan padanya bahwa aku tidak percaya Allah memberi hak pada wanita untuk mengajariku. Tidak perlu kukatakan, diskusi tersebut berakhir dengan berserah padaku untuk mempelajarinya.

Ketika aku dalam kekurangan uang, aku berdoa kepada Tuhan memberitahukan-Nya akan keperluanku. Hal yang lucu ialah bahwa 90 persen dari seluruh kejadian, Tuhan akan menggerakkan hati wanita untuk memberiku uang yang kubutuhkan. Ia menggunakan orang-orang yang berbeda setiap kali. Kadang-kadang mereka tidak tahu banyak tentang aku. Mereka akan datang padaku dan mengatakan Tuhan telah mengatakan pada mereka untuk memberiku sejumlah uang. Pada mulanya aku tidak mau menerimanya dan mengatakan pada mereka bahwa aku harus berdoa untuk itu. Adalah memalukan mendapat pertolongan dari seorang wanita. Tetapi aku tidak punya pilihan lain, karena itulah jalan yang Tuhan sediakan untukku. Allah menghancurkan kesombonganku dan mengajariku bahwa perempuan pun dapat mendengar suara Allah. Aku mendapat pelajaran bahwa tidak ada dominasi pria dalam kerajaan Allah. Dalam Kristus kami adalah satu.

Waktu terus berjalan dan aku semakin bertumbuh dalam iman kepada Yesus. Aku belajar banyak hal tentang bagaimana kerajaan Allah bekerja. Aku belajar bahwa aku dapat berdiri kukuh dalam Firman Allah melalui banyak masalah kehidupan sampai aku menerima kemenangan. Bila aku tidak lari dari masalah, aku dapat berperang dan menang. Meskipun kesempatan itu adalah waktu berlatih yang keras dalam banyak segi kehidupan, tetapi juga merupakan waktu penyembuhan. Tuhan menyembuhkan hatiku. Itulah tempat utama semua konflik berasal. Tuhan melepaskan penolakanku, kekosonganku, dan keraguanku; mengisi hatiku dengan damai dan kebahagiaan.

Referensi: © Alkitab LAI (TB)

1 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Yohanes 14:6 back

2 Matius 7:15-18 back

3 Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus. 1 Korintus 12:3 back

4 Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." back

 

Bersambung ke bag (5)

 

Comments
Add NewSearch
Write comment
Name:
Subject:
[b] [i] [u] [url] [quote] [code] [img] 
 
 
:angry::0:confused::cheer:B):evil::silly::dry::lol::kiss::D:pinch:
:(:shock::X:side::):P:unsure::woohoo::huh::whistle:;):s
:!::?::idea::arrow:
 
Security Image
Please input the anti-spam code that you can read in the image.
 
< Prev   Next >