Hamba Tuhan
Login





Lost Password?
No account yet? Register
Find Us on Facebook
Shalom, bagaimana kabar Anda hari ini? Silahkan login atau register.
Hidup Sejati 6/8 PDF Print
User Rating: / 1
PoorBest 
Tuesday, 18 March 2008

Sambungan dr bag (5)

TUHAN TELAH memberi jaminan padaku untuk memperoleh apa pun yang kuperlukan sepanjang aku berjalan dalam rencana-Nya. Salah satu yang kubutuhkan, yang sering aku katakan pada Tuhan, adalah membentuk rumah tanggaku sendiri. Aku telah melihat kehidupan keluargaku di Iran dan aku ingin memiliki keluarga yang diberkati, di mana damai dan sukacita dari Allah berdiam. Aku meminta pada Tuhan gadis yang cocok. Sebelum berangkat ke Spanyol aku telah bertemu beberapa gadis Kristen yang taat tetapi aku tidak dapat memaksa Allah menyetujui pilihanku. Sebelum aku percaya Yesus Kristus, Allah tidak ikut campur dalam pemilihan istriku, tetapi sekarang aku bergantung pada-Nya dalam memilih gadis yang tepat. Masalahnya ketika aku jatuh hati pada seorang gadis, aku tidak merasa damai jika menikahinya. Dari sini aku tahu bahwa Tuhan mempunyai calon yang tepat untukku dan aku hanya perlu menunggunya.

 

Rekan Inggrisku dan aku menemukan suatu gereja Lutheran di Madrid yang menolong pengungsi Iran. Gereja itu memberikan makanan dan pakaian kepada para pengungsi seminggu sekali. Mereka butuh bantuan kami dalam penerjemahan. Ini merupakan kesempatan baik bagi kami untuk berhubungan dengan orang baru. Suatu hari kami pergi ke sana menolong mereka dan bertemu orang-orang Iran yang baru. Juga terdapat orang-orang dari berbagai negara yang membantu pelayanan ini.

Ketika kami menyiapkan roti, seorang gadis cantik lewat. Ia adalah seorang misionaris Amerika yang bekerja di antara orang Spanyol yang buta huruf. Ketika ia berjalan menyeberangi ruangan dan kami berkenalan, Roh Tuhan berbisik dalam hatiku, "Inilah istrimu". Mulanya aku tidak terlalu suka padanya. Aku mengira ia agak sombong. Tetapi karena aku tidak dapat berbahasa Spanyol, aku harus bekerja dengannya. Ia akan menerjemahkan Spanyol ke Inggris lalu aku menerjemahkan dari Inggris ke Persia dan seterusnya. Kami melayani di gereja ini setiap hari Kamis.

Setelah beberapa minggu aku menyadari bahwa aku lebih menjadi berkeinginan pergi ke gereja tersebut dan menolong pengungsi. Aku juga menyadari bahwa bukan hanya orang-orang Iran yang menarikku ke sana, melainkan juga gadis Amerika yang bernama Marilyn ini.

Suatu Kamis setelah bekerja di gereja, aku mengundang Marilyn untuk minum kopi. Aku ingin tahu lebih banyak tentang pekerjaannya. Ia kelihatan ragu-ragu pada mulanya, tetapi kemudian ia menerima undanganku. Kami pergi ke kedai kopi di pusat kota Madrid yang disebut "Nasib Baik".

Hari Kamis menjadi lebih menyenangkan bagiku. Setelah bekerja kami akan pergi ke "Nasib Baik" dan minum kopi dan makan donat. Aku mulai lebih menyukai Marilyn. Suatu hari ia menanyaiku untuk bergabung dalam pesta Thanksgiving di tempatnya bersama dengan rekan Amerikanya. Aku membeli bunga dan datang ke apartemennya. Rekan-rekannya tidak dapat menolong menangkap tanda jatuh cinta di mataku. Sejak hari itu kami lebih sering bertemu. Menurutnya, tidak lama kemudian aku melamarnya. Tetapi makan waktu cukup lama untuk mendapat jawaban "Ya" darinya.

Marilyn ingin segala sesuatunya pasti bahwa hal ini adalah kehendak Allah. Aku memohon segala macam tanda kepada Tuhan untuk meyakinkannya bahwa Tuhan ingin kami menikah. Aku tahu Tuhan mendengar doaku. Pada suatu hari kami diundang makan siang oleh pasangan misionaris muda. Mereka menceritakan bagaimana mereka bertemu dan mengira kami adalah fotokopi dari mereka. Hari itu "Hari keberuntunganku". Marilyn menerima lamaranku dan menelepon keluarganya di Amerika memberitahukan kabar baik ini.

Kami mengetahui bahwa bekerja di antara orang-orang Iran di Spanyol hanya untuk waktu terbatas. Mayoritas dari mereka telah pindah ke negara lain, dan waktunya telah tiba bagi kami meninggalkan pekerjaan kami juga. Rekan kerja kami masih meneruskannya setelah kami pergi.

Kami pindah ke Amerika untuk menikah. Adalah lebih mudah untuk menikah di sana. Aku senang bisa menghindari tata cara pernikahan di Iran. Di Amerika, keluarga pihak mempelai wanita yang bertanggungjawab atas pesta pernikahan; dan aku tidak ada uang sepeserpun!

Istriku berasal dari keluarga petani sederhana di pinggir kota Philadelphia. Mereka semua mencintai Tuhan dan ingin melayani Dia. Aku sangat berterima kasih pada Tuhan yang memberiku keluarga baru yang sungguh amat mencintai Tuhan Yesus. Ia telah menjawab doaku.

 

 

Bab 8 DUNIA, LADANG MISI KAMI

 

PERTAMA KALI Tuhan berbicara ke dalam hatiku mengenai Romania ketika Evert dan aku berada di Polandia selama musim panas 1988. Evert adalah pemimpin kelompok musik yang disebut Zoe, yang sering menemaniku dalam kampanye penginjilan di berbagai negara.

Setelah menikah kami menghabiskan waktu setahun di sekolah Alkitab di Amerika, sekarang aku kembali ke Swedia bersama Marilyn. Aku yakin Tuhan menghendaki kami di sini. Kami pindah ke Stokholm dan bertemu kembali dengan Lars, kembali kami melakukan perjalanan ke berbagai kota, berkhotbah di kamp-kamp pengungsi dan gereja lokal. Pada musim panas berikutnya aku mengembangkan tenda kampanye pertamaku di ibukota Stokholm. Ketika kami membuat rencana, Tuhan telah mengingatkan aku akan kelompok musik Zoe. Aku mengundang mereka untuk memimpin puji-pujian selama kampanye dua minggu. Sejak waktu itu kami mulai melakukan perjalanan ke seluruh dunia dan melakukan kampanye penginjilan di berbagai negara.

Sekarang kami di sini pada bulan Desember 1988, melakukan perjalanan ke negara-negara Eropa Timur yang lain untuk menyampaikan Firman Tuhan. Kami mengunjungi berbagai kota dan gereja selama sembilan hari kami di sana. Kami melakukan perjalanan dengan pesawat, kereta api, dan sekarang berjalan 170 km dengan bus, perjalanan yang memakan waktu lima jam.

Kami akhirnya tiba di gerbang kota Oradea di sebelah Barat Romania. Jalanan gelap. Kami berharap bertemu dengan seseorang dari gereja tersebut di stasiun bus namun tidak ada orang di sana. Kami sangat lelah, lapar, dan kedinginan.

Kami putuskan untuk naik taksi ke rumah pembantu pendeta. Pendeta dan istrinya menyambut kami, dan dengan bermurah hati menyiapkan sejenis daging babi panggang untuk kami. Karena aku tidak biasa makan daging babi, aku hanya menelannya, sambil berkata pada diriku sendiri pada setiap suap; "Ini daging sapi!" Ketika kami tiba di Romania, kami tidak dapat menemukan makanan lain selain daging babi, maka selama dua hari itu aku hanya makan roti. Tetapi sekarang aku tidak perduli makanan apa ini. Aku sangat lapar! Aku sering berkata pada Evert bahwa ia merupakan misionaris yang lebih baik dariku lantaran ia makan segalanya!

Setelah makan malam dan berbincang dengan pendeta itu, ia membawa kami ke hotel karena mereka tidak diijinkan menerima tamu setelah pukul sepuluh malam.

Hotel ini lebih baik daripada yang pernah kami tinggali di Romania. Di sini tersedia pemanas dan air panas. Malam itu kami tidak perlu tidur dengan mengenakan baju hangat. Kami tidur pulas dan dijemput pagi hari berikutnya ke gereja. Karena telah beristirahat dengan baik, kami siap untuk tugas yang Tuhan telah siapkan di Oradea.

Gereja ini mempunyai anggota terbanyak di negara itu. Bangunannya dapat menampung 2.500 orang. Kami diberi dua kesempatan dalam kebaktian pagi dan sore. Bangunan itu penuh sesak pada kebaktian pagi dan kehadiran Tuhan sangat nyata. Orang-orang hancur hati di hadapan Tuhan dan menangis ketika mendengar Firman Tuhan. Aku mengumumkan bahwa kami akan berdoa untuk yang sakit pada kebaktian malam.

Sore itu kami tiba di gereja setengah jam lebih awal guna berdoa dengan pendeta yang lain. Gereja itu telah penuh melebihi kapasitasnya, orang-orang berdiri di luar berdesak-desakan. Kami mencari jalan untuk masuk ke kantor gereja melalui halaman belakang. Pendeta itu kelihatan agak gugup. Masih banyak orang akan datang. Ketika waktunya tiba kebaktian dimulai, kami mengikuti pendeta itu kembali melalui kerumunan di halaman ke belakang gereja. Akhirnya tiba juga di dalam gereja, kami kemudian mencapai altar di depan gereja. Menenangkan kerumunan itu lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Hampir tidak ada ruangan untuk bernafas. Kami mengerutkan badan sekecil mungkin. Pendeta itu maju dahulu, Evert mengikutinya dengan menjinjing gitar di atas kepalanya, kemudian aku mengikuti Evert. Pendeta itu kehilangan kancing bajunya karena desakan pengunjung.

Pertemuan itu dimulai dengan doa dan Evert mulai memainkan gitarnya, menyanyikan lagu dalam bahasa Inggris. Aku duduk di podium di bangku kecil di belakang mimbar bersebelahan dengan penerjemahku dan pendeta itu. Dari ruang baptis dapat kurasakan tiupan angin dingin, tetapi seluruh ruangan terisi oleh Yesus dan Roh Kudus. Aku mengetahui dalam hatiku bahwa Yesus akan mengerjakan sesuatu keajaiban di antara orang-orang yang membutuhkan ini. Orang-orang itu punya pengharapan yang besar. Ada sekitar 4.000 orang malam itu yang berdesakan. Sementara masih ratusan menunggu di luar dalam kedinginan. Evert menyanyikan lagu kesukaanku, Nama Yesus.

Lagu ini selalu membuat hatiku hancur di hadapan Tuhan. Betapa manis dan ajaibnya kehadiran Yesusku, Ia yang telah menjadi segalanya bagiku. Ialah satu-satunya lagu yang membuatku gembira. Bagaimana Yesus mengubah hidupku. Betapa aku berterima kasih pada-Nya. Air mataku meleleh di hadapan Tuhan, dipenuhi dengan cinta-Nya. Di hadapan-Nya menit-menit sebelum berkhotbah itu lebih baik daripada hidup. Aku berpikir kembali bahwa sebagai seorang Muslim aku tidak mungkin punya waktu-waktu seperti ini. Betapa aku telah haus dan kelaparan akan Tuhan. Betapa aku telah mencoba menyenangkan Tuhan. Air mataku meleleh. Aku menundukkan kepala dan berdoa. Aku berdoa untuk kekuatan dan berkat dari Tuhan untuk orang-orang ini.

Ketika lagu berhenti, aku berdiri dan berkhotbah dari Yehezkiel 34: 15-30: Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan.

Kehadiran Tuhan sungguh amat nyata. Banyak orang menangis, bahkan penerjemahku pun menangis dalam menerjemahkan. Beberapa orang menerima Yesus dalam hati mereka. Kemudian aku memberitahukan mereka bahwa Yesus mati tidak hanya untuk menanggung dosa-dosa mereka, tetapi juga untuk kesembuhan penyakit mereka. Sebagaimana mereka telah menerima pengampunan dosa, mereka sekarang dapat menerima kesembuhan badani. Alkitab mengatakan; Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.8 Ia sendiri telah memikul dosa kita . . . Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh.9 Aku mengingatkan mereka bahwa mereka dapat datang kepada Yesus sama seperti orang-orang dalam cerita Alkitab yang datang kepada-Nya 10 . . . percaya bahwa Dia akan menyembuhkan mereka. Aku mendorong mereka untuk berseru kepada Tuhan untuk kesembuhan sakit penyakit mereka karena Yesus telah menderita menanggung sakit penyakit mereka di Salib. Dia sudi melakukannya sebagai pengganti kita supaya kita boleh disembuhkan. Aku mengulangi janji-janji Yesus; Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.11 Dan kemudian kami berdoa untuk yang sakit.

Yesus tidak hanya memberi pengajaran, melainkan juga menolong orang-orang. Ia menyembuhkan yang sakit, memberi makan yang lapar, membangkitkan yang mati, dan memberi penglihatan pada yang buta. Ia membuka telinga yang tuli, memberi kekuatan kaki yang lemah, membebaskan orang dari kuasa Iblis, dan Ia mengampuni yang berdosa. Ketika Yesus dikritik oleh orang-orang munafik karena menyembuhkan orang lumpuh pada hari sabat, Ia berkata pada mereka:BapaKu bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.12 Aku mengetahui dalam hatiku karena aku telah bersaksi ratusan kali bahwa Tuhan akan menyembuhkan banyak dari orang Romania yang menderita dan cacat fisik.

Di antara orang-orang Romania ini banyak yang sakit. Mereka berdoa dan berteriak pada Tuhan dan teriakan mereka telah sampai ke tahta anugrah-Nya. Sementara kami berdoa, mereka membawa seorang gadis kecil padaku yang sejak lahir bisu tuli. Ia sangat takut dan menangis ketakutan. Aku perintahkan roh bisu tuli untuk keluar dalam Nama Yesus dari gadis kecil itu. Segera sesudah itu ia berhenti menangis dan ia dapat mendengar doa orang-orang. Ketika ia mulai mengulang kata-kataku, orang-orang segera mulai berteriak memuji Tuhan. Yesus begitu menakjubkan dan menyembuhkan banyak orang. Kesukaan dari Tuhan memenuhi seluruh suasana. Beberapa orang yang pincang dan lumpuh Yesus sembuhkan. Di antara mereka ada seorang anak lelaki yang lumpuh separuh badan selama sepuluh tahun. Kuasa Tuhan bekerja di sana. Bahkan mereka yang berdiri kedinginan di luar juga disembuhkan. Orang-orang mencoba mendesak ke depan untuk menerima tumpangan tangan dan doa.

Pendeta itu memintaku untuk menutup pertemuan atau kami akan berada di sana sepanjang malam. Aku takkan risau berada di sana sepanjang malam. Tetapi tampaknya ia takut kepada petugas keamanan pemerintah karena mereka sering disiksa. Betapa orang-orang ini tertekan oleh diktaktor yang kejam. Oh, betapa tersentuhnya hati Yesus pada orang-orang ini! Betapa bahagianya hatiku melihat Yesus menyatakan cinta-Nya di antara mereka! Aku mematuhi pendeta itu dan kuminta orang-orang yang sakit menyerahkan saputangan mereka ke depan agar aku dapat menumpangkan tangan atas mereka. Setumpukan besar saputangan, topi, dan selendang dilempar ke depan untuk didoakan.

Sepuluh bulan setelah itu, pada kunjungan keduaku ke gereja itu, pendeta itu berkata padaku; "Setelah engkau pulang, pada setiap hari Kamis selama tiga bulan orang-orang masih berdatangan dan memberi kesaksian tentang kesembuhan yang mereka alami pada malam itu".

Alkitab mengatakan; Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.13

Selama perjalanan itu kami mengunjungi kota-kota yang berbeda dan Yesus melakukan mukjizat yang sama. Ia menyembuhkan yang sakit, menyelamatkan yang berdosa, membebaskan dari kuasa Iblis, dan memulihkan banyak yang hidup dalam kegelapan.

Betapa hal itu merupakan hak istimewa buatku dapat membagikan tentang Yesus dengan orang-orang yang lapar dan hancur hati ini. Betapa aku berterima kasih pada-Nya menjadi duta besar untuk memberitakan kabar baik-Nya. Oh Haleluya!

 

Bersambung ke bag (7)

 

Comments
Add NewSearch
Write comment
Name:
Subject:
[b] [i] [u] [url] [quote] [code] [img] 
 
 
:angry::0:confused::cheer:B):evil::silly::dry::lol::kiss::D:pinch:
:(:shock::X:side::):P:unsure::woohoo::huh::whistle:;):s
:!::?::idea::arrow:
 
Security Image
Please input the anti-spam code that you can read in the image.
 
< Prev   Next >