Hamba Tuhan
Login





Lost Password?
No account yet? Register
Find Us on Facebook
Shalom, bagaimana kabar Anda hari ini? Silahkan login atau register.
Harga Sebuah Harapan PDF Print
User Rating: / 11
PoorBest 
Monday, 12 January 2009
Danielle duduk sambil mendesah, perasaannya galau dan sangat letih. Pengalaman hari itu membuatnya frustrasi. Hanya dengan empat puluh dollar di dalam dompet, dia dengan putus asa berusaha mencari bank yang mau memberikan uang terhadap pembayaran berbentuk cek yang ada di tangannya.

Dia tinggal di kota kecil, dan tidak terdaftar di salah satu bank di sana – dan bank tampaknya tidak memiliki niatan untuk membantu. Selama dua minggu dia berusaha dan berusaha – tapi tampaknya tidak berguna. Dengan uang tunai yang berkurang dengan cepat, dia tidak memiliki lagi sumber keuangan yang lain. Bagaimana dia bisa terus menopang hidupnya sendiri beserta kedua anaknya? Dia hanya berpikir berapa lama lagi dia dan kedua anaknya dapat bertahan dengan uang yang tersisa.

Untuk melepaskan diri dari segala beban yang sedang ditanggungnya, Danielle memutuskan untuk mengikuti pertemuan di Pusat Dukungan Wanita yang ada di kota kecil itu. Para wanita yang ada di pertemuan itu telah banyak memberi semangat hidup padanya saat dia lari dari rumah untuk menyelamatkan diri. Pikirannya mengembara kemana-mana saat dia duduk di ruang pertemuan. Dengan keputusasaan yang dalam, dia ingin agar dapat memperoleh harapan dan semangat yang baru sehingga bisa menjalani hidup sebagai orang tua tunggal.

”Selamat siang semuanya,” terdengar suara yang membuyarkan lamunan Danielle. Itu adalah pemimpin kelompok wanita itu. “Apakah ada yang mau mulai?”

Duduk di samping Danielle, Amy membersihkan tenggorokannya. “Saya,” katanya. Amy mulai menceritakan secara terperinci keadaan hidupnya yang sangat menyedihkan. Dia mulai dari masalah pribadi yang berat dengan suaminya dan baru beberapa hari kehilangan rumah dan mobilnya. Telepon dan aliran listrik terancam akan diputus. Suaminya telah menghabiskan seluruh uangnya untuk judi. Dia juga tengah berjuang untuk melepaskan diri dari kecanduan obat-obatan. Hubungan dengan suaminya memburuk sampai pada tahap mengancam keselamatan dirinya. Uang terakhir yang ada sudah dibelanjakan membeli makanan untuk anaknya dan pempers untuk bayinya. Tidak ada lagi yang tersisa. Sama sekali tidak ada.

Saat Amy meneruskan penjelasannya, Danielle mendengar bisikan Tuhan di dalam hatinya. “Setelah pertemuan selesai, berikan dua puluh dollar pada Amy.” Tapi Danielle langsung berpikir, “Tapi saya tidak bisa. Saya hanya punya empat puluh dollar satu-satunya.” Kembali dia mendengar perintah itu, bahkan lebih jelas.

Danielle tahu bahwa dia harus taat. Saat selesai pertemuan, dia mengambil dompet dan perlahan menarik uang dua puluh dollar untuk Amy. Karena mengetahui keadaan Danielle, awalnya Amy enggan untuk menerima pemberian itu. Tetapi saat para wanita lain berdatangan memberi Amy pelukan dan dukungan, Danielle berkata padanya  bahwa Tuhan menginginkan hal itu dilakukanya. Kemudian Danielle keluar.

Saat Danielle membuka pintu mobil, dia mendengar namanya dipanggil. Dia menoleh saat Amy melangkah ke arahnya, Air mata mengalir di pipi saat Amy berkata, “Bagaimana kamu bisa tahu?” tanyanya. Air mata itu semakin deras saat Amy mengambil dompetnya. Dari dalam dia dia menggeluarkan selembar kertas kuning botol obat. “Saya mengambilnya kemarin.” Dia menunjukkan kalimat di barisan bawahnya. “Saya penderita diabetes yang bergantung dengan obat. Saya perlu obat ini setiap hari sepanjang hidup. Sampai tadi pagi saya tidak tahu bagaimana saya bisa membeli obat ini lagi untuk menyambung hidup.” Air matanya kembali mengalir saat dia menunjukkan bahwa obat itu harganya tepat dua puluh dollar!.

Itu adalah saat dimana Danielle merasa diperbaharui semangatnya dengan harapan dan kedamaian. Dia berkata pada Amy, bahwa dia tidak tahu kalau Amy memerlukan obat diabetes itu; tetapi Tuhan tahu.  Saat dia melihat bahwa masalah Amy jauh lebih besar daripada yang dihadapinya, Tuhan memperlihatkan bahwa Ia mampu menolongnya menuntun setiap langkah dan memenuhi setiap kebutuhan hidupnya sehingga bisa melewatinya, satu langkah setiap saat. Kata-kata penghiburan dan penguatan yang diucapkan Danielle kepada Amy sebetulnya adalah kata-kata untuknya sendiri.

Sekarang, hanya dengan dua puluh dollar di dalam dompet, dia mencoba sekali lagi untuk menukarkan ceknya dengan uang tunai di beberapa bank dalam perjalan pulang. Saat dia mengantisipasai terhadap kemungkinan penolakan yang telah dihadapi diibeberapa bank sebelumnya, hatinya sekarang sudah penuh dengan rasa percaya diri dan semangat yang baru. Dengan harapan di tangan, dia masuk ke bank yang ada di dekat kantor Pusat Dukungan Wanita. Tak berapa lama, bank itu memberikan sejumlah uang membayarkan cek yang dia sodorkan tanpa banyak bertanya!

Dengan wajah berseri-seri Danielle pulang. Saat tahu bahwa hari-hari yang penuh kepastian akan perubahan pasti tiba, dia menemukan harapan baru yang menyala-nyala. Dia tidak pernah bertemu Amy lagi, tetapi dia percaya bahwa Tuhan pasti menjaga kehidupannya Amy beserta kedua anaknya – seperti halnya dia juga merasa yakin bahwa Tuhan menjaga hidupnya dan kedua anaknya sendiri.

Tiga tahun berlalu, saat Danielle menyadari bahwa harapan yang sebenarnya tidak ditentukan oleh banyaknya uang. Dia terus berterima kasih karena Tuhan mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya, sehari demi sehari - lebih dari dua puluh dollar yang pernah tersisa di dalam dompetnya.

(Oleh Susan Hamilton)

 

Renungan: 7 Daun Teh

Pada jaman permulaan Kristen, seorang dokter dipenjarakan secara tidak adil oleh Kaisar.    Setelah  beberapa  minggu,  keluarganya diijinkan menengoknya. Mereka begitu sedih, melihat  pakaiannya compang-camping, makanannya tiap hari hanya sepotong roti dan secangkir air.  Namun isteri dokter  ini  heran  dan  bertanya, "Bagaimana mungkin kamu kelihatan begitu sehat?  Kamu tampak seperti seseorang yang baru datang dari suatu pesta pernikahan."

 

Dokter itu tersenyum.   Ia mengatakan, ia menemukan sejenis teh yang mujarab  untuk  melawan  penderitaan dan kesedihan.  Teh itu terdiri dari 7 macam daun-daunan sebagai berikut:

DAUN PERTAMA sebut saja "Kepuasan".  Puaslah dengan apa yang kau punyai.   Aku      memang  kedinginan  dalam  pakaian  rombengku,  kala  mengunyah  serpihan-serpihan roti  keringku.   Tetapi  seharusnya  kondisiku jauh lebih buruk seandainya Kaisar  melemparkan  aku  dalam keadaan telanjang ke sebuah penjara dibawah  tanah tanpa makanan sama sekali.

DAUN  KEDUA  sebut  saja  "Akal  Sehat". Gembira atau sedih, aku tetap di penjara, mengapa harus mengeluh?

DAUN  KETIGA  adalah "Kenangan akan dosa-dosa lama". Hitunglah mereka dan atas  perkiraan  bahwa  setiap dosa patut mendapat ganjaran penjara 1 hari, hitunglah  berapa lama harus kita jalani dalam penjara.  Apa yang aku alami tidak seberapa.

DAUN  KEEMPAT  ialah "Ingatan akan kesedihan yang ditanggung Kristus dengan gembira  bagi  kita". Bila satu-satunya  orang yang pernah dapat memilih nasibnya di bumi, memilih penderitaan, nilai luar biasa apa yang pasti dilihatNya  didalamnya. Karena itu, kitayakin,  penderitaan yang kita tanggung dengan tenang dan penuh gembira menebus dosa-dosa kita.

DAUN  KELIMA  ialah  "Pengetahuan bahwa penderitaan yang diberikan kepada kita  oleh  Tuhan  seperti  dari  seorang ayah, tidak untuk merugikan kita, tetapi  untuk  membersihkan  dan  menyucikan  kita".  Penderitaan yang kita  lalui  mempunyai  tujuan  untuk  memurnikan kita dan menyediakan kita masuk Surga.

DAUN  KEENAM   merupakan  "Pengetahuan bahwa tak ada penderitaan yang dapat merugikan  kehidupan  seorang  Kristen."   Bila kesenangan daging merupakan segalanya,  maka  sakit  dan  penjara  mengakhiri  tujuan  hidup seseorang. Tetapi  bila  sumber  kehidupan  adalah kebenaran, maka Penjara tidak dapat menghentikan  aku  dari  mencintai,  untuk  percaya dan selalu hidup tenang dimana berada.

DAUN  KETUJUH   merupakan  "Harapan".   Roda  kehidupan tidak selamanya meletakkan  dokter  di  penjara,  mungkin akan kembali ke istana dan bahkan duduk di singgasana.

Comments
Add NewSearch
Write comment
Name:
Subject:
[b] [i] [u] [url] [quote] [code] [img] 
 
 
:angry::0:confused::cheer:B):evil::silly::dry::lol::kiss::D:pinch:
:(:shock::X:side::):P:unsure::woohoo::huh::whistle:;):s
:!::?::idea::arrow:
 
Security Image
Please input the anti-spam code that you can read in the image.
 
< Prev   Next >