Hamba Tuhan
Login





Lost Password?
No account yet? Register
Find Us on Facebook
Shalom, bagaimana kabar Anda hari ini? Silahkan login atau register.
Pemerintahan Sipil - 2 PDF Print
User Rating: / 0
PoorBest 
Thursday, 03 September 2009

Oleh: Dr. John Calvin

 

Jika ditanya bentuk pemerintahan apa yang terbaik, maka saya sulit untuk menjawabnya, karena hal itu juga sangat tergantung pada keadaan di dalam suatu negara. Bahkan jika membandingkan berbagai bentuk pemerintah terlepas dari keadaan yang berlaku di dalamnya, itu pun sulit bagi kita untuk menentukan mana yang lebih baik. Pemerintahan monarkhi (oleh seorang raja) sangat mudah merosot menjadi kelaliman. Pemerintahan aristrokasi (oleh sekelompok orang) juga mudah merosot menjadi persekongkolan sekelompok orang. Namun, pemerintah demokrasi (oleh rakyat) adalah yang paling mudah untuk merosot menjadi huru-hara. Namun, jika ketiga bentuk pemerintahan ini dipertimbangkan, mau tidak mau saya harus mengakui bahwa yang paling unggul ialah pemerintahan aristokrasi, atau suatu sistem campuran aristrokasi dan demokrasi. Sebab jarang ada raja yang dapat mengendalikan dirinya sedemikian sehingga kehendaknya tidak bertentangan dengan kebenaran dan keadilan, dan jarang ada raja yang dilengkapi dengan kecerdasan dan kebijaksanaan yang cukup besar sehingga ia tahu batasan tindakannya. Dosa dan kekurangan manusia membuat kita harus mengatakan bahwa jauh lebih aman jika pemerintahan dijalankan oleh sejumlah orang, sehingga mereka dapat saling menolong, saling mengajar, dan saling memperingatkan. Dan jika ada seorang yang mengangkat diri dengan tidak sepatutnya, ada sejumlah orang yang dapat mengawasi dan mengendalikan ambisinya. Hal ini telah dibuktikan oleh pengalaman dan dikonfirmasikan oleh Tuhan yang menetapkan suatu aristokrasi yang mendekati demokrasi di tengah-tengah umat Israel – karena Ia menghendaki yang terbaik bagi mereka (Keluaran 18:13-26; Ulangan 1:9-17) sampai Ia menampilkan gambar Kristus dalam diri Daud.

Pertanyaan yang muncul sekarang ialah: jika hukum Allah melarang kita membunuh (Kel. 20:13; Ulangan 5:17; Matius 5:17), dan para nabi menubuatkan kehidupan yang tidak saling menyakiti dalam Kerajaan Allah (Yesaya 11:9; 65:25), bagaimana mungkin pemerintah dapat sekaligus saleh dan menumpahkan darah? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami bahwa ketika pemerintah melaksanakan penghukuman, ia tidak melakukannya dari dirinya sendiri, tetapi semata-mata melaksanakan penghakiman Allah. Allah yang melarang pembunuhan, juga menyatakan pembunuh tidak akan dibiarkan tanpa dihukum, karena itu, Sang Pemberi Hukum menaruh pedang ke tangan pemerintah untuk menentang si pembunuh. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah pada mereka yang berbuat jahat (Roma 13:4). Dan bahkan untuk melindungi seluruh rakyat dari serangan musuh, bahkan jika perlu, pemerintah dapat melaksanakan peperangan.

 

Kita wajib menghormati setiap penguasa, karena oleh kehendak Allah, kemuliaan ini diberikan kepada mereka. Kita bukan hanya menghormati penguasa yang adil, sebagaimana halnya seorang anak tunduk kepada orangtuanya dan seorang istri kepada suaminya, sekalipun orangtua dan suaminya itu jahat dan tidak bertanggung jawab. Seandainya kita dianiaya, dirampok, ditelantarkan, atau dianiaya oleh seorang raja yang kafir dan durhaka, biarlah hal pertama yang kita ingat ialah dosa-dosa kita, yang tidak diragukan lagi sedang diganjar dengan deraan dari Tuhan (bdk. Daniel 9:7). Biarlah kita menanggung hal ini dengan rendah hati dan sabar. Ingatlah bahwa bukan tugas kita untuk memperbaiki keadaan yang jahat ini, dan hanya inilah yang dapat kita lakukan: memohon pertolongan Tuhan, yang di tangan-Nya terletak hati raja-raja dan perubahan dalam kerajaan-kerajaan (Amsal 21:1; Mazmur 82:1). Namun kita harus senantiasa ingat bahwa ketaatan kita kepada penguasa tidak boleh membuat kita tidak menaati Allah yang berdaulat atas raja-raja itu.

 

Sejauh ini saya hanya berbicara tentang individu pribadi. Selanjutnya perlu saya tambahkan bahwa jika ada pejabat yang ditetapkan untuk mengekang kesewenang-wenangan raja-raja, maka saya tidak melarang mereka untuk menunanikan kewajiban mereka untuk menghentikan kelaliman raja-raja itu. Sebaliknya, justru jika mereka menutup mata dan berdiam diri atas kelaliman yang terjadi, mereka telah berlaku tidak setia dan mengkhianati kebebasan rakyat, yang atasnya mereka telah ditetapkan Allah sebagai pelindungnya. (John Calvin, Institutes of the Christian Religion, IV.20., disadur oleh syo)

 

The whole world is a theatre for the display of the Divine goodness, wisdom, justice, and power; but the Church is the orchestra, as it were, – the most conspicuous part of it. 

"SELURUH DUNIA INI ADALAH SEBUAH PANGGUNG TEATER YANG MEMPERLIHATKAN KEBAIKAN, HIKMAT, KEADILAN, DAN KUASA ALLAH; NAMUN GEREJA ADALAH SEBUAH ORKESTRA, YANG MENJADI BAGIAN YANG PALING MENYOLOK DI DALAMNYA." - John Calvin.

 

Sumber : Artikel di Reformed Evangelical Daily Bible Readings (READY BREAD).

Comments
Add NewSearch
Write comment
Name:
Subject:
[b] [i] [u] [url] [quote] [code] [img] 
 
 
:angry::0:confused::cheer:B):evil::silly::dry::lol::kiss::D:pinch:
:(:shock::X:side::):P:unsure::woohoo::huh::whistle:;):s
:!::?::idea::arrow:
 
Security Image
Please input the anti-spam code that you can read in the image.
 
< Prev   Next >