Hamba Tuhan
Login





Lost Password?
No account yet? Register
Find Us on Facebook
Shalom, bagaimana kabar Anda hari ini? Silahkan login atau register.
Mesias Masih Ditolak PDF Print
User Rating: / 0
PoorBest 
Friday, 22 January 2010
“Rivka” tidak mengerti mengapa ia dipanggil ke ruang kepala sekolah dari ruang kelas enamnya di Israel. Ia tidak mengerti mengapa tiga orang pria sedang menunggunya di sana dan menanyakan begitu banyak pertanyaan mengenai ayahnya yang pendeta, gerejanya dan jemaatnya. Rivka juga tidak mengerti mengapa sang kepala sekolah mengatakan kepadanya (yang berusia 11 tahun) untuk tidak menceritakan kepada orang tuanya mengenai pertemuan ini.

Dua minggu kemudian, mobil ayahnya dilempar bom api di pekarangan rumah. Api dari bom itu tidak menyebar dan tidak seorangpun terluka. Institut Keadilan Yerusalem melayangkan protes mewakili pihak keluarga. Rivka berpikir mungkin itu adalah saatnya mengatakan kepada orang tuanya tentang apa yang terjadi di kantor kepala sekolah. Dicurigai bahwa para pria yang menanyainya adalah seorang rabi terkemuka dan dua orang aktifis dari Yad L’Achim, suatu organisasi yang tujuannya adalah “memerangi misionaris Kristen.”

 

Keluarga Rivka sedang menghadapi apa yang telah menjadi masalah yang sedang bergejolak di Israel: penganiayaan terhadap orang-orang Kristen oleh kelompok-kelompok ekstrimis Yahudi. Keluarga ini dijadikan sasaran karena ayahnya adalah seorang Yahudi Messianic – seorang Yahudi yang percaya bahwa Yesus adalah Mesias dan seorang yang mengikuti ajaran Perjanjian Lama dan Baru (Richard dan Sabina Wurmbrand juga adalah orang-orang Yahudi Messianic yang memimpin jemaat di Bucharest). Menurut Kementrian Luar Negeri Amerika, ada sekitar 10.000 Yahudi Messianic di Israel dan wilayah Palestina. Laporan tahunan International Religious Fredom 2008 menyatakan bahwa orang-orang Kristen Yahudi melaporkan kejadian-kejadian intimidasi dan pelecehan oleh organisasi-organisasi ultra-Orthodox Yahudi termasuk Yad L’Achim.

 

“…Para missionaris mempunyai kibbutz* (tempat pemukiman atau pertanian dimana anak-anak dikumpulkan untuk diasuh dan dibesarkan), tempat pertemuan, asrama anak muda, kedai kopi, percetakan sendiri dan banyak lagi untuk menyebarkan pesan mereka.”

 

Catatan: Kibbutz adalah kata yang mulai dipakai oleh anak-anak muda Israel di Israel pada tahun 1906 untuk menyebut sebuah emukiman atau pertanian dimana mereka (hanya anak-anak muda) belajar tentang persamaan hak dan kesatuan dalama suatu kehidupan bernegara, yang mana saat itu negara Israel sendiri belum terbentuk (* diambil dari website Yad L’Achim, organisasi non profit yang didirikan untuk para imigran Yahudi.)

 

Di wilayah otoritas Palestina, beberapa anak Kristen dipaksa membayar lebih untuk bersekolah di sekolah-sekolah swasta yang merupakan satu-satunya pilihan di antara dominasi sekolah-sekolah ‘agama lain’. Tahun ini kami membantu beberapa murid Kristen membayar uang sekolah supaya mereka bisa terus sekolah.

 

Orang kristen yang lain menghadapi bahaya yang lebih besar akibat iman mereka.

 

Pada 20 Maret 2008, Ami Ortiz, berusia 15 tahun putra seorang pendeta Yahudi, membuka sebuah parsel yang ditinggalkan di depan pintu rumahnya. Parsel tersebut meledak, menyemburkan ratusan pecahan tajam bom ke tubuh Ami dan meninggalkannya dalam kondisi kritis. Parsel itu sebenarnya ditujukan untuk ayahnya.

 

Berbulan-bulan sebelumnya, sebuah kelompok yang tidak dikenal membagi-bagikan selebaran di beberapa kota. Selebaran itu memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai para msionaris. Sepertinya siapapun yang meninggalkan bom di kediaman Ortiz mengenali mereka melalui selebaran itu.

 

Syukurlah, Ami sudah membaik sekarang, walaupun ia masih menderita sakit yang sangat menyiksa karena kerusakan syaraf. Ia membutuhkan operasi untuk tangan kiri, kaki kiri, gendang telinga kiri dan luka bakar yang luas pada tubuhnya. Leah, ibunya Ami, menulis, “..Kami berhasil bertahan dan memercayai Tuhan saja oleh karena kebesaranNya, kasih karuniaNya dan hadiratNya di dalam hidup kami dan karena doa-doa anda..”

 

Sebagai bagian dari dukungan tanpa henti kami kepada orang-orang Kristen teraniaya belahan dunia ini, tahun lalu kami mensponsori suatu perayaan Natal khusus bagi orang-orang Kristen di Tepi Barat. Sekitar 1000 orang hadir dalam perayaan ini di tiga kota pada bulan Desember 2008. Perayaan ini memberikan kesempatan kepada orang-orang Kristen ‘tersembunyi’ untuk bersekutu dengan orang-orang Kristen lain.

 

“Adalah sangat tidak mudah menjadi seorang Kristen di wilayah Palestina,” kata Steven Khoury, seorang pendeta di Bethlehem. “Tetapi kami tetap percaya diri melalui dukungan dan doa-doa saudara dan saudari seiman di seluruh dunia.”

 

Penganiayaan terhadap Orang Kristen di Israel dan Tepi Barat:

15 Mei 2008: Para pemukim Or Yehuda terang-terangan membakar ratusan kitab Perjanjian Baru di depan sebuah sinagog sementara para murid menari mengelilingi api unggun yang melumat habis kitab Perjanjian Baru tersebut.

1 Mei 2008: Dua orang pemimpin para Rabi membatalkan Bible Quiz Jewish International setelah mengetahui salah seorang finalis yang berusia 15 tahun adalah seorang Kristen Yahudi.

20 Maret 2008: Ami Ortiz – anak muda dengan dua kewarganegaraan dan putra seorang pendeta Yahudi – terluka serius ketika sebuah bom meledak di rumahnya di pemukiman Ariel, Tepi Barat.

23 Oktober 2007: Seorang misterius melempar bom api ke sebuah gereja di Barat Yerusalem yang digunakan oleh jemaat Baptis dan Yahudi Messianic.

 

Source:

Buletin KDP (Kasih Dalam Perbuatan) Edisi Desember 2009

P.O. Box 1411

Surabaya 60014

 

Renungan: Gerombolan ‘Agama Lain’ Menyerang Orang-Orang Kristen

Orang-orang Kristen di desa Bahmaniwala di Punjab, Pakistan, diserang oleh orang-orang ‘Agama Lain’ pada 30 Juni setelah seorang Kristen difitnah menghujat ‘Agama lian’. Pada 29 Juni ketika Sardar Masih (38 tahun) dan putranya sedang dalam perjalanan pulang dengan traktornya, mereka meminta kepada seorang ‘Agama lain’ dan keponakannya (yang dilaporkan sedang mabuk) untuk memindahkan sepeda motor mereka yang menghalangi jalan. Dibuat marah karena dia (‘kafir’) memerintah mereka, dua orang pria ini menarik Sardar turun dan memukulinya. Kemudian sore harinya sekelompok orang ‘Agama lain’ berjumlah sekitar 20 menyerang rumahnya. Traktornya hancur dan saudara-saudaranya mengalami luka bacok serius. Pria ‘Agama lain’ itu lalu melapor pada polisi setempat dan mengatakan fitnah kepada pemimpin agama setempat bahwa Sardar telah melakukan penghujatan.

 

Keesokan harinya, seorang pemimpin ‘Agama lain’ menggunakan corong mesjid menyerukan orang-orang ‘Agama lain’ untuk menyerang orang-orang Kristen. Sore itu, lebih dari 500 orang ‘Agama lain’ melucuti dan merusak lebih dari 100 rumah orang Kristen, membakar kendaraan dan menyerang orang Kristen. Listrik dan air juga diputus. Lusinan orang Kristen terluka, termasuk wanita dan anak-anak yang dilaporkan disiram dengan air keras. Salah seorang wanita hamil yang dipukul mengalami keguguran.

Comments
Add NewSearch
Write comment
Name:
Subject:
[b] [i] [u] [url] [quote] [code] [img] 
 
 
:angry::0:confused::cheer:B):evil::silly::dry::lol::kiss::D:pinch:
:(:shock::X:side::):P:unsure::woohoo::huh::whistle:;):s
:!::?::idea::arrow:
 
Security Image
Please input the anti-spam code that you can read in the image.
 
< Prev   Next >