Hamba Tuhan
Login





Lost Password?
No account yet? Register
Find Us on Facebook
Shalom, bagaimana kabar Anda hari ini? Silahkan login atau register.
Fenomena Buku The Secret, A New Earth Dan Spiritualitas Ala Oprah 1 PDF Print
User Rating: / 0
PoorBest 
Friday, 22 January 2010
BAGAIMANAKAH GEREJA MENYIKAPINYA?
oleh: Ev. Bedjo Lie, S.E., M.Div.

PENDAHULUAN
Oprah Winfrey memang sosok yang fenomenal. Dari seorang ratu talk show yang menyentuh hati, akhir-akhir ini ia mulai dinobatkan sebagai nabiah Gerakan Zaman Baru (New Age Movement).[1] Citranya memang sedang bergeser, dari pembawa acara terpopuler menjadi sosok kontroversial karena pernyataan-pernyatannya yang dianggap menyerang keunikan iman Kristen. Ketik saja namanya di Youtube atau Google Search, Anda akan menemukan banyak pujian dan kritik tertuju padanya, secara khusus dari kalangan Kristen. Sebuah website apologetika Kristen menuturkannya demikian:

Oprah Winfrey, yang mengklaim sebagai orang Kristen, telah semakin aktif dalam mempromosikan theologi New Age (misalnya, Ia berkata ’Saya percaya Allah ada di dalam segala sesuatu’) dan menolak bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan (Misalnya, ia berkata ’Salah satu kesalahan yang dibuat manusia adalah percaya bahwa hanya ada satu jalan…ada banyak jalan menuju pada apa yang Anda sebut sebagai Allah’. Di kesempatan lain ia berkata, ’saya adalah orang Kristen yang percaya penuh bahwa ada banyak jalan menuju pada Allah selain dari Kekristenan’)..[2]

Tampaknya tuduhan penyebaran ajaran New Age terhadap Oprah bukanlah tanpa dasar. Dukungan Oprah terhadap Gerakan Zaman Baru (selanjutnya disingkat GZB) atau New Age Movement (selanjutnya disebut New Age) memang semakin tercium ketika ia turut mempopulerkan buku/film The Secret karya Rhonda Byrne pada tahun 2007 dan A New Earth karya Eckhart Tolle pada tahun 2008.[3] Kedua buku ini, disebut-sebut sebagai buku-buku yang mempromosikan sebuah wawasan dunia (worldview) yang bercorak GZB secara umum.

Berkaitan dengan buku The Secret (selanjutnya disingkat TS), tidak diragukan lagi bahwa buku ini telah menjadi “demam” baru dan semacam epidemi dahsyat di dunia termasuk di Indonesia. Buku TS ini bahkan disebut-sebut oleh majalah Newsweek, “could be the fastest-selling book of its kind in the history of publishing.”[4] Dengan dukungan terhadap ajaran TS dari penulis-penulis terkenal seperti Jack Canfield (penulis serial Chicken Soup yang laris di Indonsia bahkan juga di kalangan orang Kristen) dan John Gray (Man Are from Mars…), tidak heran jika di Indonesia sambutan terhadap buku ini juga sangat meluas.[5]

Lebih dahsyat lagi, walaupun popularitas memang tidak selalu sama dengan pengaruh, namun dalam kasus TS, buku ini tampaknya memiliki kedua-duanya. Pengaruh TS bahkan telah dirasakan oleh komunitas Kristen di Indonesia. Betapa tidak? Mulai dari siswa-siswi sekolah menengah sampai profesor, pendeta maupun profesional Kristen, ada yang mempercayainya, mengajarkannya dan mempraktikkan buku TS ini. Tidak heran, di beberapa perusahaan yang dipimpin oleh orang Kristen, pelatihan-pelatihan yang didasari oleh filsafat TS juga merebak. Meraka biasanya berkata, “Benar lho. Setelah mempraktikkan buku ini, hasilnya sungguh nyata.”

Berlainan dengan TS yang terkenal, buku A New Earth karya Tolle tidak atau belum terkenal di Indonesia. Walaupun demikian, dengan dukungan Oprah maka daya tarik dari buku ini telah meluas di dunia bagai sebuah ombak besar. Dilaporkan bahwa lebih dari 2,000,000 orang dari 139 negara berpartisipasi dengan Oprah dan Tolle dalam sebuah live seminar berbasiskan web yang membahas setiap bab dari buku ini.[6]  Dengan angka yang bombastis seperti itu tentu saja orang Kristen perlu memberikan penilaian yang kritis tentang ajaran apa yang sedang disebarluaskan oleh buku ini.[7]

Dalam tulisan singkat ini, kita akan menyorot ke dalam filsafat The Secret dan A New Earth, secara khusus konsep tentang realitas tertinggi (Allah) dan kaitannya dengan alam semesta serta manusia. Khusus untuk buku TS, pembicaraan agak diperluas dengan hukum tarik menarik untuk memberikan wawasan sekilas bagi pembaca.[8]  Selanjutnya, penulis akan menyampaikan sebuah perspektif perbandingan antara TS dan A New Earth dengan ajaran Alkitab, yang akan dilanjutkan dengan analisa kritis terhadap filsafat dan theologi dalam kedua buku tersebut. Pada bagian penutup, penulis akan memberikan beberapa rekomendasi bagi gereja dalam menyikapi tren spiritualitas ala Oprah Winfrey.

 

AJARAN THE SECRET
The Secret (TS) bukan sekadar film dan buku biasa. Tidak seperti kebanyakan buku self-help dan motivasional yang berfokus untuk memperlengkapi Anda dalam mencapai kesuksesan atau kebahagiaan, buku ini menawarkan suatu kerangka berpikir yang cukup lengkap tentang segala sesuatu. Anda dapat menemukan konsep tentang kehidupan, uang, relasi, dan kesehatan tetapi juga konsep-konsep tentang siapakah Allah, manusia, dan tujuan hidup manusia di dunia. Bukankah itu menarik?

The Law of Attraction
Mayoritas pembaca atau mereka yang menyaksikan film TS berpikir bahwa Hukum tarik-menarik adalah inti sari dari film/buku TS.[9] Rahasia yang menjadi judul dari buku ini adalah keberadaan hukum tarik-menarik dalam kehidupan. Rahasia ini dikatakan telah dipahami oleh semua orang besar dan hebat pada masa lalu namun telah tersembunyi bagi kita. Sekarang buku TS berusaha mengungkapkannya kepada manusia yang hidup di zaman ini.

Dalam menjelaskan rahasia ini, TS menyatakan, “Rahasia besar dalam kehidupan adalah hukum tarik-menarik” dan bahwa, “Pikiran yang sedang Anda pikirkan saat ini sedang menciptakan kehidupan masa depan Anda. Apa yang paling Anda pikirkan atau fokuskan akan muncul sebagai hidup Anda” [10]

Berikutnya, dalam rangkuman bab penyederhanaan rahasia, TS menegaskan bahwa, “Hukum tarik-menarik adalah hukum alam. Hukum ini sama pentingnya dengan hukum gravitasi.” Selanjutnya, ia menegaskan, “Tidak ada yang muncul ke pengalaman Anda kecuali jika Anda memanggilnya melalui pikiran yang terus menerus” [11]

Bagaimanakah cara menggunakan rahasia ini secara praktis? Rhonda dengan cekatan menunjukkan langkah-langkah untuk menciptakan segala sesuatu yang Anda inginkan. Ia berkata, “Seperti Jin-nya Aladin, hukum tarik menarik menjamin pemenuhan setiap permintaan kita.”[12] dan “Proses penciptaan membantu Anda menciptakan apa yang Anda inginkan dalam tiga langkah sederhana: meminta, percaya dan menerima.”[13]

Selanjutnya, alih-alih mendorong kita untuk berdoa kepada Tuhan, buku TS mendorong kita untuk meminta kepada “semesta.” TS berkata, “Meminta apa yang Anda inginkan kepada Semesta adalah kesempatan menjelaskan apa yang Anda inginkan kepada diri sendiri. Ketika permintaan itu menjadi jelas di benak Anda, Anda sudah memintanya.” Sebagaimana akan kita lihat nanti, konsep “semesta” ini sama sekali tidak mengacu pada Tuhan yang berpribadi dan berkehendak dalam konsep Kristen melainkan mengacu pada energi.

Jadi, buku TS sangat menekankan pentingnya pikiran yang terfokus pada keinginan Anda, proses visualisasi dari keinginan itu dan akhirnya Anda akan mengalaminya sebagai kenyataan hidup. Apakah hal itu pasti? Tentu saja, karena hukum ini bekerja seperti hukum alam. Tanpa perkecualian! Dijamin! Demikianlah keyakinan buku ini.

Rahasia Uang, Relasi, dan Kesehatan
Jadi, senada dengan buku-buku positive thinking lainnya, TS percaya bahwa pikiran yang positif menarik hal positif, pikiran yang negatif menarik hal negatif. Hal ini berlaku dalam semua bidang kehidupan termasuk uang, relasi dan kesehatan.

Jika memang rahasianya semudah itu, mengapa banyak orang yang tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan? Dengan mantap Rhonda Byrne berkata, “Satu-satunya sebab mengapa orang tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan adalah karena mereka lebih memikirkan apa yang tidak mereka inginkan daripada apa yang mereka inginkan.”[14]

Praktisnya, rahasia menuju kekayaan adalah memikirkan kekayaan. Rhonda berkata, “Ubahlah keseimbangan pikiran ke arah kekayaan. Pikirkan kekayaan.”[15] Dalam menyatakan hal ini, Rhonda tampaknya juga mengantisipasi antipati yang dapat muncul dari sekelompok orang Kristen. Ia berkata, Bila Anda dibesarkan dengan kepercayaan bahwa kekayaan tidak spiritual, saya menganjurkan Anda membaca buku The Millonaries of The Bible Series tulisan Catherine Ponder. Dalam buku berseri yang bagus ini Anda akan menemukan Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf, Musa, dan Yesus bukan saja guru yang makmur, tetapi juga jutawan, dengan gaya hidup yang lebih mewah daripada yang bisa dibayangkan jutawan yang hidup di masa kini[16]

Lebih lanjut ia mengajarkan bahwa Anda perlu, ...menggunakan imajinasi dan berpura-pura Anda sudah memiliki uang yang Anda butuhkan. Lakukan permainan seakan-akan Anda sudah memiliki kekayaan itu, dan Anda akan merasa lebih baik tentang uang. Ketika Anda merasa lebih baik tentang uang, lebih banyak uang akan mengalir ke dalam hidup Anda[17]

Selanjutnya, rahasia untuk memiliki relasi yang baik dan berhasil juga amat mudah.  Oleh karena pikiran kita harus selalu positif, maka “Perlakukan diri dengan cinta dan hormat, maka Anda akan menarik orang-orang yang menunjukkan cinta dan hormat kepada Anda.”

Sebaliknya, “Ketika Anda merasa buruk terhadap diri sendiri, Anda akan menghalangi cinta, dan Anda akan menarik lebih banyak orang dan situasi yang akan terus membuat Anda merasa buruk terhadap diri sendiri”[18]

Bagaimana dengan kesehatan? Prinsipnya selalu sama. Jika ingin sehat ya jangan pikirkan penyakit. Buku ini bahkan berkata: “Jangan mendengarkan pesan-pesan masyarakat tentang penyakit dan penuaan. Pesan-pesan yang negatif tidak berguna bagi Anda.”[19] Jadi, cara menjadi sehat tentu dimulai dengan pikiran bahwa ”saya sehat.” Hal ini penting karena,  Penyakit ditahan oleh tubuh oleh pikiran, oleh pengamatan penyakit, dan oleh perhatian yang diberikan kepada penyakit. Jika Anda merasa agak tidak enak badan, jangan membicarakannya-kecuali jika Anda menginginkan lebih banyak keadaan tidak enak....[20]

Akar Religius The Secret:
Monisme dan Pantheisme

Buku TS menjadi semakin menarik karena para pendukungnya datang dari berbagai bidang keahlian dan mendatangkan kesan seolah-olah didukung oleh berbagai disiplin ilmu termasuk theologi Kristen. Ada ahli fisika kuantum, pembicara motivasional, tokoh spiritualitas, bahkan beberapa kutipan Alkitab seperti Matius 21:22 di dalam buku TS. Tetapi, lebih dari sekadar menawarkan cara hidup sukses, buku TS juga berbicara tentang Rahasia Anda dan Rahasia Kehidupan. Dua rahasia ini adalah dua bab terakhir dalam buku TS yang berbicara filsafat atau akar-akar religius buku TS.

Dalam bab “Rahasia Anda”, secara eksplisit buku ini mengajarkan monisme, paham yang percaya bahwa semua realitas adalah “satu.” TS berkata, “Kita semua terhubung, dan kita semua adalah Satu.”[21]  Selanjutnya, untuk menjelaskan kesatuan ini, ia berkata, Kita adalah Satu. Kita semua terhubung, dan kita semua adalah bagian dari Satu ladang Energi, dan Satu Akal Mahatinggi, atau Satu Kesadaran, atau Satu Sumber Kreatif. Sebutlah dengan sebutan apa pun, tetapi kita semua adalah Satu.[22]

Lebih jauh lagi, TS mengajarkan bahwa bukan hanya kita semua adalah Satu (monisme), tetapi melangkah lebih jauh bahwa yang “satu” itu adalah ”Tuhan” (pantheisme). Rhonda berkata, “Pasokan yang sesungguhnya adalah satu ladang yang tidak kasatmata, terlepas dari apakah Anda menyebutnya sebagai Semesta, Akal Mahatinggi, Tuhan, Intelegensi Tak Terbatas, atau apa pun.” [23]  Selanjutnya, ia menjelaskan: Anda adalah Tuhan dalam sebuah tubuh fisik. Anda adalah Spirit dalam daging. Anda adalah Kehidupan Abadi yang mengungkapkan diri sebagai ANDA. Anda adalah makhluk jagat raya. Anda adalah kesempurnaan. Anda adalah keluarbiasaan. Anda adalah pencipta, dan Anda menciptakan penciptaan ANDA di planet ini.[24]

Jadi, pada hakikat terdalam, manusia adalah Tuhan atau energi atau Intelegensi Tak Terbatas. Tidaklah mengherankan jika rahasia ini benar, maka manusia bisa  meraih apa pun yang dia inginkan, entah kekayaan, relasi maupun kesehatan sempurna karena ia sendiri sempurna. Kesempurnaan manusia ini dijelaskan ketika TS menjelaskan posisi antropologinya:  Kebenaran mutlak adalah bahwa ‘Saya’ sempurna dan utuh; ‘Saya’ yang sesungguhnya adalah spiritual, dan karenanya tidak bisa kurang dari sempurna; ia tidak bisa memiliki kekurangan, keterbatasan, atau penyakit. [25]

Ketika kita membaca pernyataan-pernyataan seperti itu, tidak ada keraguan sama sekali bahwa penulisnya percaya bahwa Tuhan dan manusia serta alam semesta memiliki hakikat yang sama pada hakikat terdalamnya. Ini adalah sebuah paham yang dikenal sebagai pantheisme.

Sesuai namanya, pantheisme adalah paham yang percaya bahwa semua (pan) adalah Allah (theos) atau “God is All and All is God.” Ini adalah ajaran yang bertentangan dengan iman Kristen (Teisme) yang percaya pada Allah yang menciptakan segala sesuatu (God made all) atau atheisme yang percaya tidak ada Allah sama sekali (No God at all).[26]  Pantheisme sejati percaya bahwa, Anda adalah Allah, tikus adalah Allah, bahkan kertas adalah Allah (God is all). Mengapa demikian? Karena semua pada hakekatnya adalah satu kesatuan. Allah adalah satu kesatuan yang meliputi semua hal. Jadi, alam semesta dan manusia adalah satu yaitu Allah, dan sebaliknya juga.

Selanjutnya, untuk dapat mengenal lebih jauh tentang spiritualitas macam apa yang sedang dipromosikan Oprah, kita akan menyorot buku A New Earth yang banyak dipuji-puji Oprah dalam talk show dan web site miliknya.

 

AJARAN A NEW EARTH
Setelah tahun 2007 Oprah mendukung The Secret maka tahun 2008 ia dengan getol mempromosikan A New Earth karya Tolle. [27] Sesuai dengan fokus kita, maka kita hanya akan melihat konsep realitas tertinggi (Allah) dalam kaitannya dengan alam semesta dan manusia sebagaimana diajarkan oleh A New Earth.

Monisme dan Pantheisme dalam A New Earth
Menurut Tolle, semesta material saat ini hanyalah manifestasi sementara dari kesadaran spiritual yang bersifat universal atau yang biasa disebut “Allah” dalam konsep agama-agama. Kesadaran spiritual universal ini juga bisa disebut sebagai “Life Force.” Jika kita membaca karya Tolle, maka kita menangkap kesan kuat bahwa “Life Force” atau “Allah” dalam konsep Tolle ini lebih bersifat tidak berpribadi (impersonal) atau sedikitnya non-personal daripada berpribadi (personal). Realitas tertinggi ini lebih layak disebut “It” daripada “He” atau “She.”[28]  Hal ini tentu saja pararel dengan ajaran TS bahwa segala sesuatu adalah “energi.” Selanjutnya, Allah dalam konsep Tolle adalah keberadaan yang memanifestasikan diri dalam semua benda dan makhluk hidup (bukan menciptakan). Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika Tolle berkata:

Setiap hal memiliki Keberadaan, sebuah bentuk sementara yang memiliki sumber di dalam satu Kehidupan yang tak berbentuk, sumber dari segala sesuatu, semua tubuh, semua bentuk. Pada hampir semua kebudayaan kuno, orang-orang percaya bahwa segala sesuatu, bahkan apa yang disebut sebagai  benda mati, memiliki roh yang mendiaminya, dan dalam kaitan dengan ini, mereka lebih dekat pada kebenaran daripada kita yang hidup di masa kini.[29]

Orang-orang Kristen yang mengagumi Oprah Winfrey mungkin akan terkejut ketika mengetahui Oprah mengagumi dan mempromosikan sebuah tulisan yang berusaha mengembalikan kita kepada kepercayaan mistik kuno yang tercermin dalam kalimat Tolle di bawah ini: Sejak zaman dahulu kala, bunga-bunga, kristal-kristal, batu-batu berharga dan burung-burung telah memiliki signifikansi khusus bagi roh manusia. Seperti halnya semua bentuk kehidupan, hal-hal itu, tentu saja merupakan manifestasi sementara dari esensi Kehidupan, satu Kesadaran.[30]

Ajaran monisme dan sekaligus pantheisme Tolle juga tercermin secara jelas dalam kata-katanya sendiri: Di dasar permukaan dari hal-hal yang tampak, segala sesuatu bukan hanya saling terkait satu sama lain, tetapi juga dengan Sumber dari semua kehidupan, yang dari dalamnya semua muncul. Bahkan sebuah batu, dan lebih mudah lagi sebuah bunga atau burung dapat menunjukkan kepadamu jalan menuju pada Allah, kepada sang Sumber, kepada dirimu sendiri.[31]

Dalam kalimat di atas, Tolle menegaskan bahwa segala sesuatu “terkait satu sama lain” yang adalah ekspresi implisit dari “semua adalah satu.” Perhatikan pula bahwa dalam kalimat di atas kata, “Allah”, “sang Sumber”, dan “dirimu sendiri” mengacu pada sesuatu yang sama.  Allah adalah diri kita sendiri, diri kita sendiri adalah Allah.

 

Manusia Menurut A New Earth
Siapakah manusia sebenarnya? Tolle menjelaskannya di bawah judul Beyond Ego: Your True Identity. Menurutnya, manusia tidaklah identik dengan pengalamannya, pemikirannya, perasaannya karena semua itu bukanlah siapa Anda yang sesungguhnya. Anda tidak dapat menemukan diri Anda dalam hal-hal tersebut karena semua itu akan berlalu.

Selanjutnya Tolle percaya bahwa Buddha mungkin adalah orang yang pertama kali mengalami realisasi spiritual dan mengetahui bahwa manusia pada dasarnya bukan “I” atau “aku: karena “aku” yang sebenarnya tidak ada. Ajaran ini diajarkan sebagai doktrin anatta (no self) yang menjadi salah satu ajaran utama Buddha. Lebih lanjut, Tolle menafsirkan bahwa ketika Yesus mengajarkan “menyangkal diri” hal ini berarti melepaskan ilusi tentang eksistensi diri.. Jadi, diri kita yang sebenarnya sama sekali tidak terikat dengan perasaan, pengalaman, pikiran yang tampak dan termanifestasi di dalam dunia sehari-hari.[32]

Berdasarkan hal ini, kita dapat menyimpulkan bahwa menurut Tolle, diri kita yang sebenarnya terlepas dari semua unsur-unsur pribadi (person) seperti pikiran, perasaan dan kehendak. Pada hakikat terdalamnya manusia  bersifat “impersonal” atau paling tidak non-personal karena keberadaan tertinggi yang merupakan the real “I” tersebut juga impersonal atau non-personal. Kita adalah satu dengan Keberadaan Kehidupan tersebut. Perhatikan kata-kata Tolle: The only thing that ultimately matters is this: Can I sense my essential Beingness, the I Am, in the background of my life at all times? To be more accurate, can I sense the I Am that I Am at this moment? Can I sense my essential identity as consciousness itself? Or am I losing myself in what happens, losing myself in the mind, in the world?[33]

Jikalau hakikat manusia yang terdalam adalah sama dengan Allah karena manusia adalah manifestasi dari Allah itu sendiri, mengapa manusia tidak menyadarinya? Jawaban Tolle adalah karena kondisi normal dari pikiran manusia berada dalam keadaan disfungsi. Semua manusia mengalami disfungsi dalam pikirannya. Keadaan ini disebut secara berbeda-beda oleh masing-masing agama. Misalnya, dalam Hindu hal ini disebut maya, dalam Buddha, dukka dan dalam Kristen, dosa asal.[34]

Jadi, agama-agama yang berbeda sebenarnya mengacu pada hal yang sama ketika berbicara dengan istilah yang berbeda-beda tentang kondisi manusia yang sedang dalam masalah. Dengan ini pula usaha untuk menyamakan inti ajaran dari semua agama menjadi nampak dalam buku A New Earth.

 

TINJAUAN KRITIS ATAS THE SECRET DAN A NEW EARTH
Sebelum memberikan evaluasi kritis terhadap TS dan A New Earth, berikut ini akan diberikan sebuah perbandingan, antara apa yang diajarkan TS dan A New Earth (keduanya merupakan buku “spiritual ”yang dipromosikan Oprah Winfrey) dengan ajaran Alkitab mengenai realitas tertinggi dan manusia:

…. Bersambung ke bagian #2

Comments
Add NewSearch
Write comment
Name:
Subject:
[b] [i] [u] [url] [quote] [code] [img] 
 
 
:angry::0:confused::cheer:B):evil::silly::dry::lol::kiss::D:pinch:
:(:shock::X:side::):P:unsure::woohoo::huh::whistle:;):s
:!::?::idea::arrow:
 
Security Image
Please input the anti-spam code that you can read in the image.
 
< Prev   Next >