Hamba Tuhan
Login





Lost Password?
No account yet? Register
Find Us on Facebook
Shalom, bagaimana kabar Anda hari ini? Silahkan login atau register.
Yesus Lebih Rendah Daripada Malaikat? PDF Print
User Rating: / 2
PoorBest 
Thursday, 11 March 2010
Menarik membaca penjelasan Saksi-Saksi Yehuwa yang menyimpulkan bahwa 'Yesus lebih rendah daripada malaikat" dengan mengambil ayat: "dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat" (Ibrani 2:9; Mazmur 8:5,6). Di sini kita melihat ketidak jujuran terjemahan yang mengarahkan pembaca kepada ajaran SSY dimana kutipan dari NW tidak disebutkan seolah-olah itu terjemahan kristen, padahal terjemahan kristen berbunyi: "Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus" (Ibr 2:9, LAI-TB). Manakah yang benar dari keduanya? Marilah kita melihat naskah asli yunaninya yang berbunyi:

"ton de brachu ti par angelous eelattoumenon blepomen Ieesoun" (PC Study Bible 5).

NW tidak menerjemahkan kata 'brachu' yang menurut Strong disebut 'short time' dan diterjemahkan LAI-TB sebagai 'untuk waktu yang singkat.' Ada perbedaan besar kalau ada kata 'brachu' dengan kalau kata itu dihilangkan. Apalagi, SSY mengacu ke Mazmur 8:5,6 yang sebenarnya tidak nyambung, karena Mazmur 8:5,6 berbicara mengenai manusia yang 'dibuat hampir sama seperti Allah' dan ayat terusannya (7-9) menceritakan kekuasaan atas binatang yang jelas menunjuk 'manusia' yang diberi kuasa atas binatang (mengacu Kej 1:29 tentang penciptaan 'manusia' sebagai gambar Allah). Ibr 2:9 berbicara mengenai 'Yesus' yang terlihat dari ayat sebelum dan sesudah ayat yang dikutip SSY, yaitu "Tetapi Dia . yaitu Yesus." Dari sini kita bisa melihat kebiasaan SSY:

SSY BIASA MENGURANGI (ATAU MENAMBAH) TERJEMAHAN AGAR MENDUKUNG KEYAKINAN SSY BAHWA YESUS LEBIH RENDAH DARI ALLAH.

Marilah sekarang kita melihat ayat Ibr 2:9 yang digunakan SSY dalam rangka pembahasan untuk menolak 'Allah Tritunggal' dengan komentar:

"Maka, ketika Allah mengutus Yesus ke bumi sebagai tebusan itu, Ia  menjadikan Yesus sebagai sesuatu yang memenuhi keadilan, bukan suatu inkarnasi, bukan manusia-allah, melainkan manusia sempurna, "lebih rendah daripada malaikat-malaikat." (Ibr 2:9; bandingkan Mazmur 8:5,6). Bagaimana mungkin suatu bagian keilahian yang mahakuasa-Bapa, Anak, atau roh kudus dapat lebih rendah daripada malaikat-malaikat?" (Haruskah Anda Percaya kepada Tritunggal?, hlm. 15).

Pandangan yang sama dikemukakan dalam buku doktrin SSY berikut:

"Daud, yang berbicara dengan ilham, menggambarkan bahwa manusia itu dijadikan "sedikit lebih rendah daripada malaikat". Dalam Ibrani 2:9 kita temui kutipan kata-kata yang sama menggambarkan Yesus: "Tetapi kita lihat Yesus, yang dijadikan sedikit lebih rendah daripada segala malaikat untuk menderita kematian." Jika pengajaran tritunggal itu benar, maka Allah ada lebih rendah daripada segala malaekat seraya berada di atas bumi; hal mana bertentangan dengan keulungannya" (Karena Allah itu Benar Adanya, hlm. 109-110,120).

Bila kita melihat bahasa aslinya, ada kata-kata 'untuk waktu yang singkat' (brachu, Ibr 2:9, juga dalam 2:7). Dalam bahasa Yunani, brachu berarti sedikit waktu/seketika ternyata tidak diterjemahkan dalam New World Translation / Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (sebanyak 2 kali dalam ayat 9  dan 7) sehingga tentu pengertiannya jadi berubah. Ayat-ayat sebelumnya lebih menjelaskan hal itu lengkapnya berbunyi: "Dan ketika Ia membawa pula AnakNya yang sulung ke dunia, ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia." (Ibr 1:6; band. Wahyu 1:17;4:10, padahal malaikat sendiri dalam Wahyu19:10;22:8-9 mengaku sebagai hamba dan tidak mau disembah dan menyuruh Yohanes menyembah Allah). Bahkan, disebutkan pula oleh Allah Bapa dalam konteks ayat-ayat ini bahwa Yesus adalah Allah sampai dua kali (Ibr 1:8,9). Bagi SSY, ayat-ayat yang jelas menunjukkan Yesus adalah Allah yang lebih mulia dari malaikat selalu ditafsirkan menurut keinginan SSY yaitu bahwa Yesus lebih rendah dari Allah bahkan lebih rendah dari malaikat.

Sekalipun dalam ayat Ibr 2:9 disebutkan bahwa dalam kemanusiaan-Nya, untuk seketika lamanya, Yesus dibuat sedikit lebih rendah dari malaekat, dalam Mat 4:11, seusai dicobai oleh Iblis, disebutkan bahwa: "Malaekat-malaekat datang melayani Yesus!". Yesus seketika dibuat lebih rendah dari malaekat, tetapi dikala yang sama Ia tetap Tuhan yang lebih tinggi dari malaikat, yaitu setara dengan Allah (Flp 2:6).

Jelas disini kita dapat melihat kembali bagaimana SSY memanipulasi penerjemahan Alkitab dengan menghilangkan terjemahan 'untuk waktu yang singkat' (brachu) sehingga kelihatannya 'untuk selamanya' Yesus lebih rendah daripada malaikat. Ini juga bertentangan dengan kepercayaan SSY sendiri yang menyebut Yesus adalah ciptaan yang pertama yang bersama Allah ikut menciptakan malaikat. Lebih lagi dalam konteks kitab ini disebutkan dengan jelas bahwa:

"Ia adalah kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan pencucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka." (Ibr 1:3-4)

Akhirnya, marilah kita mendoakan agar Roh Kudus menyadarkan SSY agar membuka diri untuk membaca dan mempelajari sendiri Alkitab secara kontekstual, agar kebenaran dinyatakan oleh Allah kepada mereka.

Sumber: yabina

 

Bertobatlah Hai Pengikut Saksi Jehuwa!

 

 

Renungan: Keledai Dan Domba

Pada suatu hari yang cerah, si keledai liar, ketika sedang merumput, melihat seekor domba.

Ia mendekati domba itu dan berkata: Hey, rasanya aku belum pernah bertemu denganmu di daerah terpencil ini.

Apakah kamu baru saja lari dari majikanmu?

 

Si domba menjawab: Saya bukan sedang melarikan diri.

Tadi pagi saya bersama dengan rombongan saya dan pak gembala pergi ke padang rumput. namun, karena asiknya saya mencari rumput-rumput yang hijau, saya rupanya telah berjalan keluar dari rombongan, sehingga saya sampai tersesat di tempat ini dan bertemu denganmu. begitulah kejadiannya.

 

Si keledai liar berkata: lalu apa bedanya? toh, sekarang kamu sendirian. lebih enak begini, khan?

Tidak ada yang menyuruh, tidak ada yang memarahi dan memukuli kamu, tidak ada yang mengurung kamu setiap malam.

Seperti saya sekarang. Mau apa saja bebas, terserah saya.

Saya punya majikan baru disini dan ia sangat baik pada saya.

Saya jauh lebih bahagia disini, dibandingkan ketika saya berada di tempat manusia.

 

Si domba berkomentar: baguslah kalau begitu, saya turut senang melihat anda begitu bahagia.

Kalau saya? Saya bahagia berada bersama pak gembala.

Dahulu, ketika saya dibawah pengawasan orang upahan memang tidak bahagia.

Namun sekarang, pak gembala begitu baik pada saya.

Ia yang merawat saya ketika terluka, ia yang membawa saya ketempat yang baik, dan ia pula yang melindungi saya dan teman-teman.

Bagi kami, kami rela memberikan apa saja untuknya. bahkan kami tak keberatan jika ia mengambil nyawa kami.

 

Si keledai liar terheran sejenak, lalu berkata: Sekarang khan kamu sudah tidak bersama dengan majikanmu. saya berani bertaruh, ia pasti tidak akan berusaha untuk menemukanmu.

 

Si domba menjawab: Tidak. Anda salah.

Ia pasti sedang berusaha menemukan saya.

Sebab ia begitu mengasihi kami.

Pernah ada kejadian seperti ini, dimana salah seekor teman kami juga tersesat.

Ia berusaha keras untuk mencari teman kami yang hilang itu, dan menemukannya.

 

Ketika mereka sedang asik bercakap-cakap, terlihatlah oleh mereka dari kejauhan, sesosok manusia yang tegap, dan memegang sebuah tongkat gembala.

Orang tersebut menghampiri si domba dengan tersenyum gembira dan berkata: Oh dombaku! alangkah bahagianya aku, bisa menemukanmu yang sedang tersesat.

Marilah, pulang bersamaku. aku akan mengadakan pesta untuk merayakan kepulanganmu.

 

Pak gembala bersama si domba yang tersesat itu kembali ke tempat dimana kawanan domba mencari makan di padang rumput.

Si keledai liar melihat mereka berjalan menjauhinya.

Saat itu terlintas di benaknya, apa mungkin, majikannya yang lama juga berusaha mencarinya?

Namun, yang terbayang didalam pikirannya hanyalah wajah sang majikan yang penuh amarah, dan rasa sakit yang begitu pedih, ketika majikannya yang lama memukulinya.

Lalu si keledai liar bergumam, huh! buat apa memikirkan dia? dia jahat, dan selamanya saya tidak akan pernah melupakannya.

 

Saudara, dalam dunia perhewanan, memang ada majikan yang baik dan yang jahat. Demikian pula kita, manusia.

Kita percaya bahwa Allah itu ada dan kita melihat bahwa ada Allah yang baik dan allah yang jahat.

Namun, standar apakah yang kita pakai untuk menentukan apa yang baik dan jahat dari Allah yang kita sembah?

 

Tuhan Yesus memberkati.

Comments
Add NewSearch
Write comment
Name:
Subject:
[b] [i] [u] [url] [quote] [code] [img] 
 
 
:angry::0:confused::cheer:B):evil::silly::dry::lol::kiss::D:pinch:
:(:shock::X:side::):P:unsure::woohoo::huh::whistle:;):s
:!::?::idea::arrow:
 
Security Image
Please input the anti-spam code that you can read in the image.
 
< Prev   Next >