Hamba Tuhan
Login





Lost Password?
No account yet? Register
Find Us on Facebook
Shalom, bagaimana kabar Anda hari ini? Silahkan login atau register.
Jangan Menangis Mama PDF Print
User Rating: / 10
PoorBest 
Saturday, 10 July 2010

Bu Sally segera bangun ketika melihat dokter bedah keluar dari kamar operasi. Dia bertanya dengan penuh harapan: "Bagaimana anakku? Apakah dia dapat disembuhkan? Kapan saya boleh menemuinya?"

Dokter bedah menjawab, "Saya sudah berusaha sebaik mungkin, tapi sayangnya anak ibu tidak tertolong"

Bu Sally bertanya dengan hati remuk, "Mengapa anakku yang tidak berdosa bisa terkena kanker? Apa Tuhan sudah tidak peduli lagi?" Di mana Engkau Tuhan ketika anak laki-lakiku membutuhkanMu? "

Dokter bedah menjawab, "Saya sudah berusaha sebaik mungkin, tapi sayangnya anak ibu tidak tertolong"

Bu Sally bertanya dengan hati remuk, "Mengapa anakku yang tidak berdosa bisa terkena kanker? Apa Tuhan sudah tidak peduli lagi? Di mana Engkau Tuhan ketika anak laki-lakiku membutuhkanMu? "

Dokter bedah bertanya, "Apa Ibu ingin bersama dengan anak ibu selama beberapa waktu? Perawat akan keluar untuk beberapa menit sebelum jenazahnya dibawa ke universitas. "

Bu Sally meminta perawat tinggal bersamanya saat dia akan Mengucapkan selamat jalan kepada anak lelakinya. Dengan penuh kasih dia mengusap rambut anaknya yang hitam itu.

"Apa ibu ingin menyimpan sedikit rambutnya sebagai kenangan?" perawat itu bertanya.

Bu Sally mengangguk. Perawat memotong sedikit rambut dan menaruhnya di dalam kantung plastik untuk disimpan.

Ibu Sally berkata, "Jimmy anakku ingin mendonorkan tubuhnya untuk diteliti di Universitas. Dia mengatakan mungkin dengan cara ini dia dapat menolong orang lain yang memerlukan. Awalnya saya tidak membolehkan tapi Jimmy menjawab, 'Ma, saya kan sudah tidak membutuhkan tubuh ini setelah mati nanti. Mungkin tubuhku dapat membantu anak lain untuk bisa hidup lebih lama dengan ibunya.' "

Bu Sally terus bercerita, "Anakku itu memiliki hati emas. Jimmy selalu memikirkan orang lain. Selalu ingin membantu orang lain selama dia bisa melakukannya. "

Bu Sally meninggalkan rumah sakit setelah menghabiskan waktunya selama enam bulan di sana untuk merawat Jimmy.

Dia membawa kantung yang berisi barang-barang anaknya.

Perjalanan pulang sungguh sulit baginya. Lebih sulit lagi ketika dia memasuki rumah yang terasa kosong.

Barang-barang Jimmy ditaruhnya bersama kantung plastik yang berisi segenggam rambut itu di dalam kamar anak lelakinya. Dia meletakkan mobil mainan dan barang-barang milik pribadi Jimmy, anaknya, di tempat Jimmy biasa menyimpan barang-barang itu. Kemudian dibaringkan dirinya di tempat tidur. Dengan membenamkan wajahnya pada bantal, dia menangis hingga tertidur. Di sekitar tengah malam, bu Sally terjaga. Di samping bantalnya terdapat sehelai surat yang terlipat.

Surat itu berbunyi:

"Mama tercinta, Saya tahu mama akan kehilangan saya; tetapi saya akan selalu mengingatmu ma dan tidak akan berhenti mencintaimu walaupun saya sudah tidak bisa mengatakan 'Aku sayang mama'.

Saya selalu mencintaimu bahkan semakin hari akan semakin sayang padamu ma. Sampai suatu saat kita akan bertemu lagi. Sebelum saat itu tiba, jika mama mau mengadopsi anak lelaki agar tidak kesepian, bagiku tidak apa-apa ma.. Dia boleh tidur di kamarku dan bermain dengan mainanku. Tetapi jika mama memungut anak perempuan, mungkin dia tidak melakukan hal-hal yang dilakukan oleh kami, anak lelaki. Mama harus membelikannya boneka dan barang-barang yang diperlukan oleh anak perempuan. Jangan sedih karena memikirkan aku ma. Tempat aku berada sekarang begitu indah. Kakek dan nenek sudah menemuiku begitu aku sampai di sana dan mereka menunjukkan tempat-tempat yang indah. Tapi perlu waktu lama untuk melihat segalanya di sana. 

Malaikat itu sangat pendiam dan tampak dingin. Tapi saya senang melihatnya terbang.  Dan apa mama tahu apa yang kulihat? Yesus tidak terlihat seperti gambar-gambar yang dilukis manusia. Tapi, ketika aku melihat-Nya, aku yakin Dia adalah Yesus. Yesus sendiri mengajakku menemui Allah Bapa! Tebak ma apa yang terjadi? Aku boleh duduk di pangkuan Bapa dan berbicara dengan-Nya seolah-olah aku ini orang yang sangat penting.

Aku menceritakan kepada Bapa bahwa aku ingin menulis surat kepada mama untuk mengucapkan selamat tinggal dan kata-kataku yang lain. Namun aku sadar bahwa hal ini pasti tidak diperbolehkan-Nya. Tapi mama tahu, Allah sendiri memberikan sehelai kertas dan pensil-Nya untuk menulis surat ini kepada mama. ter.

Saya pikir malaikat Gabriel akan mengirimkan surat ini kepadamu ma. Allah mengatakan akan menjawab pertanyaan mama ketika mama bertanya 'Di mana Allah pada saat aku membutuhkan-Nya?' Allah mengatakan Dia berada bersama diriku seperti halnya ketika putera-Nya Yesus disalib.

Dia ada di sana ma, dan dia selalu berada bersama semua anak. Ngomong-ngomong, tidak ada orang yang dapat membaca apa yang aku tulis selain mama sendiri. Bagi orang lain, surat ini hanya merupakan sehelai kertas kosong. Luar biasa kan ma? Sekarang saya harus mengembalikan pensil Bapa yang aku pinjam.

Bapa memerlukan pensil ini untuk menuliskan nama-nama dalam Buku Kehidupan. Malam ini aku akan makan bersama dengan Yesus dalam perjamuan-Nya. Aku yakin makanannya akan lezat sekali. Oh, aku hampir lupa memberitahukanmu ma. Aku sudah tidak kesakitan lagi. Penyakit kanker itu sudah hilang. Aku senang karena aku tidak tahan merasakan sakit itu dan Bapa juga tidak tahan melihat aku kesakitan.

Itulah sebabnya mengapa Dia mengirim Malaikat Pembebas untuk menjemputku. Malaikat itu mengatakan bahwa diriku merupakan kiriman istimewa! Bagaimana ma? Salam kasih dari Allah Bapa, Yesus & aku. "

Renungan: Pembantaian Lli – Tahun 1342

Salah satu misi penginjilan paling awal dan berhasil dengan baik di China adalah di tempat yang paling  tidak mungkin – Kota perbatasan Lli Baliq (sekarang di kenal sebagai Yining) yang berada di wilayah terpencil di barat laut China. Pada abad ke 14, Lli dianggap sebagai bukan bagian dari China yang beradab. Ribuan penjahat dan orang Kristen teraniaya dibuang di sana untuk menghabiskan sisa hidup mereka dalam pembuangan.

Sekelompok orang Kristen dewasa, dipilih oleh pemimpin gereja, mempelopori penginjilan di tempat yang terlantar ini. Diantara mereka adalah Francis dan Raymond Ruffa, 2 pastur dari Alexandria, Mesir dan empat pria lainnya: Peter dari Prancis, Lawrence dari Mesir, Matthew dari Hungaria dan John dari India. Mereka melakukan perjalanan mengitari wilayah yang populasi penduduknya tersebar dengan menunggangi unta dan kuda, menginap di tenda-tenda pengembara Mongolia dan berhasil memenangkan banyak keluarga kepada Kristus.

Segera setelah para pria tersebut tiba, pangeran Lli jatuh sakit. Francis dari Alexandria menolong dan mendapatkan kemurahan hati sang pangeran dan ayahnya, khan. Para misionaris menikmati kemerdekaan mengabarkan Kabar Baik selama beberapa tahun. Pada tahun Juni 1342 sang khan diracuni oleh salah seorang pangeran, seorang fanatik ‘Agama Lain’. Sang pembunuh merebut tahta dan mengeluarkan sebuah dekrit yang isinya memerintahkan semua orang Kristen harus meninggalkan iman mereka dan memeluk ‘Agama Lain’. Ketidak-patuhan akan berakibat pada kematian. Bagaimanapun, orang-orang Kristen dengan berani terus berkumpul dan menyembah Tuhan.

Para missionaris di Lli ditahan. Mereka dirantai bersama dalam satu baris, sementara sekelompok gerombolan ‘Agama Lain’ memukuli mereka dengan tongkat dan cambuk. Walaupun dipukuli dengan hebat, orang-orang percaya menolak untuk menyangkal iman mereka. Orang-orang banyak yang menonton bereaksi dengan memotong hidung dan kuping para misionaris. Para misionaris ini berseru kepada Yesus dan terus memperkatakan Firman Tuhan kepada para penganiaya mereka. Akhirnya gerombolan ‘Agama Lain’ ini memenggal kepala mereka.

Orang-orang Kristen setempat, termasuk etnis Uyghur, Kazakh, Mongol, Rusia dan Han China menolak untuk pergi. Mereka dijebloskan dalam penjara dan disiksa secara keji. Banyak orang Kristen Lli mati sebagai martir di bawah monarki brutal ‘Agama Lain’. Walaupun adanya badai penganiayaan, gereja di Lli selamat. Luar biasanya, Injil masih dikabarkan di wilayah terpencil ini sampai sekitar 400 tahun kemudian.

Source:

Buletin KDP (Kasih Dalam Perbuatan) Edisi Mei – Juni 2010

P.O. Box 1411

Surabaya 60014

Comments
Add NewSearch
Jhoni Dachi - pesan Lagu Rohani   | 10-09-2011 01:26:15
Tolong Lagu Rohani yang judul albumnya " Sungguh Besar Kuasnya "



Thank's

GBU
Jhoni Dachi   | 10-09-2011 01:27:35
tolong album Sungguh Besar Kuasanya
Write comment
Name:
Subject:
[b] [i] [u] [url] [quote] [code] [img] 
 
 
:angry::0:confused::cheer:B):evil::silly::dry::lol::kiss::D:pinch:
:(:shock::X:side::):P:unsure::woohoo::huh::whistle:;):s
:!::?::idea::arrow:
 
Security Image
Please input the anti-spam code that you can read in the image.
 
< Prev   Next >