Hamba Tuhan
Login





Lost Password?
No account yet? Register
Find Us on Facebook
Shalom, bagaimana kabar Anda hari ini? Silahkan login atau register.
Gereja Dan Berbagai Tempat Ibadah Diubah Menjadi Masjid PDF Print
User Rating: / 5
PoorBest 
Saturday, 04 September 2010
Pengubahan berbagai tempat ibadah menjadi masjid dimulai pada saat Muhammad masih hidup dan diteruskan oleh para penakluk islam dan di bawah aturan muslim. Hasilnya, tak terhitung gereja, sinagoga, kuil Hindu, kuil dewa-dewa menjadi masjid.

Katedral Hagia Sophia milik Kristen Ortodoks Timur diubah menjadi masjid waktu kejatuhan Konstantinopel.

Hukum islam
Kata "masjid" bisa ditemukan di seluruh qur'an, sebagian besar berkaitan dengan tempat ziarah Ka'bah di kota Mekah. Qur'an mempergunakan kata "masjid" sebagai tempat penyembahan dari berbagai agama termasuk Yahudi dan Kristen; dengan arti umum sebagai tempat pemujaan. Kata itu dipergunakan di dalam hadis, yaitu kumpulan tradisi muslim mengenai tindakan dan perbuatan Muhammad dan para sahabatnya.

Itu ada kaitannya dengan seorang panglima arab yaitu Amir ibnu Al-As yang melakukan salat (sembahyang) di gereja dan Zayid ibnu Ali yang berkata tentang masjid dan sinagoga, "Melakukan salat di dalamnya (gereja dan sinagoga); tidak akan melukai dia," yang berarti gereja dan sinagoga bisa dipergunakan dengan aman sebagai masjid.

Ka'bah
Kuil dewa Ka'bah yang berada di Mekah, adalah tempat ibadah pertama non muslim yang diubah menjadi masjid. Hal ini dilakukan oleh Muhammad sendiri setelah dia menaklukkan Mekah pada bulan Januari tahun 630.

Sebelum munculnya islam, Ka'bah adalah tempat suci dan dipergunakan sebagai tempat ziarah terhadap para dewa Arab. Menurut catatan Tabari, para dewa sebelum islam termasuk Allat, al-Uzza dan Manat adalah tiga dewi yang disembah orang Mekah. Batu hitam (al-Hajar-ul-Aswad) masih ada sampai sekarang di Ka'bah adalah bagian khusus dari pemujaan di situs itu. Menurut tradisi, teks dari "tujuh puisi khusus yang dihormati" juga masih tergantung di sekeliling Ka'bah.

Menurut penganut islam, yang dilakukan Muhammad sebetulnya bukan merubah bangunan menjadi masjid, tetapi hanya merestorasi bangunan masijd yang didirikan Abraham yang dikatakan sebagai nabi islam. Ka'bah kemudian dikenal menjadi masjid al-Haram, masjid keramat, masjid yang paling suci agama islam.

Gereja
Menurut ahli sejarah muslim mula-mula mengatakan bahwa kota-kota yang menyerah tanpa perlawanan dan membuat perjanjian damai dengan muslim, mendapat ijin untuk mempertahankan gereja-gereja dan sinagoga tetap menjadi tempat ibadah mereka. Sementara itu di kota yang diperoleh melalui peperangan, maka tempat ibadah umat Kristen dan Yahudi diambil alih oleh muslim menjadi masjid. Akan tetapi para ahli sejarah moderen tidak melihat pengubahan gereja-gereja menjadi masjid seperti yang disebutkan itu, tetapi kenyataannya pada masa itu orang islam mengambil alih banyak sekali gereja untuk diri mereka sendiri.


Masjid Umayah di Damaskus, satu dari gereja pertama yang diubah menjadi masjid.

Dari permulaan penaklukan muslim, orang Kristen telah menyerahkan setengah gereja mereka kepada muslim dan merubah menjadi masjid. Contoh paling awal ada di Damaskus, saat khalifah Umayah pada tahun 705 mengambil gereja Santo Yohanes dari orang Kristen dan membangunnya menjadi masjid, yang sekarang dikenal sebagai masjid Umayah. Abdul Malik berkata telah merubah sepuluh gereja di Damaskus menjadi masjid.

Perubahan gereja menjadi masjid khususnya terjadi secara cepat dan luas terjadi di desa-desa yang secara bertahap merubah penduduknya menjadi islam. Selama penganiayaan orang Kristen Koptik ini, khalifah Abasiah, Al-Mahmud, mengubah banyak gereja-gereja menjadi masjid, baik di Kairo dan di desa-desa Mesir, di mana mereka tidak memiliki masjid pada generasi awal islam. Selanjutnya khalifah Fatimah, Al-Hakim, mengubah banyak gereja dan sinagoga menjadi masjid.


Masjid Lala Mustafa Pasha di Siprus sebelumnya adalah katedral Santo Nicholas - satu dari sedikit gereja berarsitektur gotik yang masih bertahan, yang diubah menjadi masjid.

Selama Perang Salib, para prajurit Kristen mengembalikan masjid-masjid itu menjadi gereja, di mana saat berkuasa lagi orang muslim mengubahnya menjadi masjid. Beberapa gereja Visighotik mula-mula diubah menjadi masjid, bahkan masjid juga dibangun di atas kuil Romawi.

Masjid kepala di Palermo sebelumnya adalah sebuah gereja. Masjid agung Kordoba asalnya adalah gereja yang diubah menjadi masjid pada masa penaklukan muslim, yang sempat dikembalikan fungsinya menjadi gereja ketika orang Kristen menduduki Spanyol.

Setelah Perang Salib berakhir, di Palestina, gereja-gereja diubah menjadi masjid, termasuk masij agung Gaza.

Ottoman Turk merubah hampir semua gereja, biara dan kapel di Konstantinopel, termasuk katedral yang sangat terkenal Hagia Sophia menjadi masjid segera setelah kota ditaklukkan tahun 1453. Untuk membuat bangunan sesuai menjadi masjid, Turk mengancurkan simbol-simbol Kekristenan, menjarah harta berharga selama proses, dan merusak lukisan-lukisan dinding.

Sultan Ottoman Mehmet II adalah yang pertama kali melakukan sembahyang muslim di tempat yang sebelumnya adalah katedral Hagia Sophia.

Pada musim dingin tahun 1543-1544, katedral Toulon diubah menjadi masjid untuk 30,000 awak kapal dari Turki-Barbaria, admiral Hayreddin Barbarossa, yang menjalani musim dingin di pelabuhan Mediterania sebagai sekutu Perancis, Francis I.

Tempat suci Alkitab
Banyak masjid didirikan di atas tempat-tempat suci Yahudi dan Kristen yang terdapat di Alkitab, yang diakui oleh Islam, contohnya umum terjadi di Palestina.

Kalif Umar meletakkan fondasi masjif Al-Aqsa di atas Temple Mount (Bait Allah), situs paling suci umat Yahudi. Masjid islam yang lain, Dome of the Rock, juga dibangun di atas Temple Mount di mana waktu itu merupakan tanah yang ditinggalkan.

Pada saat menaklukkan Yerusalem, umum dijumpai laporan bahwa khalifah Umar menolak untuk berdoa di gereja Holy Sepulchre (Makam Kudus - gereja yang terdapat gua Yesus dimakamkan) karena takut kalau nanti orang muslim mengubahnya menjadi masjid, sebagai jaminan perjanjian perdamaian.

Masjid Ayub di Ash Shaykh Sa'd, Suriah, awalnya adalah gereja Ayub.

Kuil Herodian, Gua Para Bapa, tempat paling suci kedua agama Yahudi, yang dirubah menjadi gereja saat Perang Salib, pada tahun 1266 diubah menjadi masjid yang terlarang bagi orang Yahudi dan Kristen. Sebagian dari masjid itu dihancurkan untuk diubah lagi menjadi sinagoga setelah tahun 1967 oleh Israel.

Pada bulan Oktober tahun 2000 selama gerakan intifada Al-Aqsa, kuburan Ibrani Bapa Yosep dan Yeshiva di dalam Od Yosef Chai yang berlokasi di Nablus, dihancurkan oleh masa Palestina. Selama pemerintahan Palestina, dilakukan perbaikan dan kubahnya dicat warna hijau. Karena ada protes dan keberatan dari dunia internasional, maka cat-nya diubah menjadi warna putih.

Kuil Hindu
Penghancuran kuil Hindu di India selama penaklukan islam di India terjadi dari awal penaklukan muslim sampai akhir kerajaan Mughal di seluruh benua India.

Dalam bukunya "Kuil Hindu - Apa Yang Terjadi Padanya", Sita Ram Goel memasukkan daftar 2,000 masjid yang diklaim dibangun di kuil-kuil Hindu. Terbitan kedua buku itu mengutip dari catatan dan sejarah abad pertengahan dan dari prasasti-prasasti tentang penghancuran kuil-kuil Hindu, Jain dan Buddha. Penulis mengklaim bahwa bukti yang disampaikan di buku itu hanyalah ujung dari sebuah gunung es.

Ram Janmabhoomi
Ram Janmabhoomi mengacu kepada traktat tanah di kota Ayodhya, utara India, yang merupakan tempat kelahiran Rama. Survey arkeologis India setelah melakukan penggalian di situs itu melaporkan bahwa pada tahun 1528 sebuah kuil Hindu ada berdiri di sana. Tetapi dengan kedatangan penakluk Mughal, kuil itu dihancurkan dan diganti dengan masjid Babri. Banyak kuil di sana yang dihancurkan dan diganti dengan masjid-masjid.

Dari tahun 1528 sampai 1992 di tempat ini berdiri masjid Babri. Masjid ini kemudian dihancurkan oleh massa 100,000 orang, yang dihasut secara politik, pada tanggal 6 Desember 1992. Kampanye ini dilancarkan pada tahun 1984 oleh Organisasi Hindu Nasionalis, Vishwa Hindu Parishad (VHP), dan dipimpin oleh Rashtriya Swayamsevak Sangh (RRS).

Sangh Parivaar bersama dengan Vishwa Hindu Parishad (VHP) dan Partai Bharatiya Janata (Partai oposisi terbesar) mencoba membangun kuil untuk dewa Rama di tempat ini. Novelis peraih Nobel VS Naipaul memuji para nasionalis Hindu karena "mengkaim ulang warisan Hindu India." Naipaul menambahkan bahwa pengahncurkan struktur Babri adalah kenyataan keseimbangan dan repatriasi sejarah dari Ramjanmabhoomi yang merupakan sebuah "tanda selamat datang bahwa kebanggaan Hindu sedang memulihkan dirinya sendiri."

Ensiklopedia Britania tahun 1986 menyatakan bahwa "Tempat kelahiran Rama ditandai dengan sebuah masjid, yang didirikan oleh Babar, penguasa Moghul, tahun 1528 di tempat yang klaim sebelumnya adalah kuil Hindu."

Pengggalian arkeologis pada situs ini oleh Survei Arkeologis India melaporkan keberadaan kuil Hindu abad 10. Laporan menyebutkan bahwa kegiatan manusia yang ditelusuri melalui penanggalan sains di situs itu berawal dari abad 17 Sebelum Masehi.

Banyak organisasi muslim yang memprotes kekejaman atas perusakan masjid ini dan dengan keras menolak pendirian kuil Hindu di atasnya.

Qutub Minar
Terinspirasi oleh menara Jam di Afganistan dan karena ingin mangalahkannya, Qutbuddin Aibak, penguasa Muslim pertama di Delhi, memerintahkan pembangunan kontruksi Qutb Minar pada tahun 1193, yang diselesaikan oleh penggantinya, Iltutmish dan Firuz Shah Tughlug tahun 1386.


Dengan ketinggian 72,5 meter, Qutb Minar adalah menara masjid tunggal tertinggi di dunia.

Menaranya dibuat dari batu merah beralur yang dilapisi dengan ukiran rumit dan ayat-ayat qur'an. Qutb Minar sendiri dibangun diatas reruntuhan Lal Kot, benteng Merah di kota Dhillika, ibukota Tomar dan Chaubans, penguasa Hindu terakhir dari Delhi.

Kompleks ini berisi 27 kuil kuno Hindu dan Jain, yang dihancurkan semuanya dan puing-puingnya digunakan untuk membangun Qutb Minar. Salah satu ukiran di Qutb Minar berbunyi, "Shri Vishwakarma prasade rachita" (Dibangun dengan rahmat Vishwakarma). Ukiran ini diperkirakan dibuat oleh pemahat Hindu yang dijadikan budak untuk membangun Qutb Minar.

Referensi yang lain
Sebuah prasasti di masjid Quwwat Al-Islam di Delhi berbunyi: "Masjid Jamii ini dibangun bulan Hijrah tahun 587 oleh Amir, panglima agung pasukan Qutb-ud-daula wad-din, seorang Amirul umara Adibeg, hamba Sultan, semoga Tuhan menguatkan bantuannya! Bahan-bahan dari 27 kuil berhala, yang masing masing koin 2,000,000 Deliwal telah dipergunakan dalam pembangunan masjid ini."  Bagaimanapun sesuai penggambaran prasati itu, masjid dibangun dari reruntuhan material kuil Hindu kuno.

Alberuni di India menulis tentang kuil Multan yang terkenal: "Sebuah kuil berhala yang terkenal adalah Multan, dipersembahkan untuk dewa matahari, ... Saat Muhammad Ibnu Alkasin Ibnu Almunabbih menaklukkan Multan, dia menyelidiki bahwa kota itu sangat maju dan terdapat begitu banyak harta benda, dan kemudian dia mendapati bahwa kuil berhala ini ada karena semua orang dari seluruh negeri datang untuk berziarah. Sehingga dia berpikir untuk membangun sebuah masjid di tempat yang sama di kuil itu didirikan. Kemudian saat Karmatia menguasai Multan, Jalam Ibnu Shaiban, sang penguasa menghancurkan kuil berhala itu dan membunuh iman-imannya. ... Kemudian atas restu pangeran Mahmud, semua aturan berhala dihapuskan dari seluruh negeri. Dia membuat lagi sebuah masjid di tempat sembahyang Jumat, ... "

Sebuah prasarti tahun 1642 di masjid Jami di Malan, distrik Banaskantha di negara bagian Gujarat berbunyi, "Masjid Jami dibangun oleh Khan-I-Azam Ulugh Khan, yang menindas para orang kafir. Dia membasmi rumah-rumah penyembah berhala dan pertambangan orang kafir, bersama semua berhala mereka dengan mempergunakan ujung pedang, sehingga siap untuk bangunan ini (masjid Jami). Dia membuat tembok-tembok dan pintu-pintunya bersih dari berhala, punggung dari setiap batu menjadi tempat sujud bagi kaum beriman."

Kaisah Mughal, Jahangir, menulis di Tujuk-i-Jahangiri: "Saya ada di sini menceritakan bahwa di kota Banaras, sebuah kuil didirikan oleh Rajah Maun Sing, dengan biaya sebesar hampir tiga puluh enam lak dari lima methkaly pengisi abu ... Saya mengajukan permohonan untuk menghancurkan kuil ini yang merupakan simbol kota, dan di atasnya, dengan material yang sama, saya mendirikan masjid agung, karena nama islam telah diharamkan di Banaras, dan dengan Allah memberkati rencangan saya, jika saya hidup, mengisinya dengan orang percaya yang benar."  Tetapi ahli sejarah moderen percaya bahwa kuil itu didirikan oleh Aurangzeb, dan moghul agung terakhir yang dikenal sekarang ini adalah Gyanvapi.

Kuil Zoroastria
Setelah Islam menaklukkan Persia, kuil-kuil Zoroastria dibakar, dan biasanya diubah menjadi masjid dengan cara mudah menempatkan mihrab (tempat imam) di sisi kiblat (arah ke Mekah). Praktek ini digambarkan pada banyak sumber-sumber tulisan muslim. Kuil-kuil Zoroastria yang diubah menjadi masjid dengan cara ini dapat dijumpai di Bukhara, begitu juga di Istakhar dan di kota-kota Iran yang lain.

Sinagoga


Sinagoga Agung di Oran, disita dan diubah menjadi masjid.

Sinagoga kuno di Katzrin diubah menjadi masjid pada masa Mamluk. Setelah pengusiran orang-orang Yahudi dari Algeria, Sinagoga Agung di Oran, disita dan dipergunakan menjadi masjid.


Masjid Aksa di The Hague, Belanda, sebelumnya adalah sinagoga.

Prakteknya pada hari ini
Pengubahan tempat-tempat ibadah menjadi masjid agak berkurang di jaman moderen ini, semenjak tidak ada lagi wilayah luas yang direbut oleh islam pada masa ini.

Akan tetapi beberapa gereja Ortodoks Yunani di Turki yang ditinggalkan pada saat pengusiran orang Yunani pada tahun 1923, semuanya diubah menjadi masjid, dan banyak sinagoga yang disita dan diubah menjadi masjid setelah pengusiran orang Yahudi dari tanah arab dari tahun 1950-an sampai tahun 1960-an.

Gelombang pengubahan gereja menjadi masjid yang cukup penting terjadi pada tahun 1974 saat Turki menyerbu Siprus. Banyak gereja Ortodoks di Siprus Utara yang diubah menjadi masjid, dan sampai sekarang masih banyak yang dalam proses mengubahan menjadi masjid. Praktek yang menjijikkan ini terjadi di daerah komunitas Siprus Yunani yang tampaknya mempunyai masalah rekonsiliasi dengan penduduk Siprus Turki.

Selama Perang Dunia II, penguasa boneka Nazi di Wilayah Bebas Kroasia mencoba bersekutu dengan orang Bosnia, yang dikenal sebagai "muslim Kroasia." Setelah persekutuan terjadi, museum Galeri Kesenian (yang didirikan Ivan Mestrovic) di Zagreb diubah dan dipasangi menara untuk digunakan menjadi masjid.

Di banyak daerah dengan gelombang populasi islam yang baru (contohnya di Amerika dan Inggris), bangunan-bangunan yang tadinya adalah gereja dan tempat ibadah umat agama lain diubah menjadi masjid sejalan dengan penurunan tingkat keagamaan orang Kristen di sana. Gereja-gereja diubah menjadi masjid setelah mereka membeli proterti tersebut. (source:wikipedia)

Comments
Add NewSearch
Write comment
Name:
Subject:
[b] [i] [u] [url] [quote] [code] [img] 
 
 
:angry::0:confused::cheer:B):evil::silly::dry::lol::kiss::D:pinch:
:(:shock::X:side::):P:unsure::woohoo::huh::whistle:;):s
:!::?::idea::arrow:
 
Security Image
Please input the anti-spam code that you can read in the image.
 
< Prev   Next >