Hamba Tuhan
Login





Lost Password?
No account yet? Register
Find Us on Facebook
Shalom, bagaimana kabar Anda hari ini? Silahkan login atau register.
Tritunggal PDF Print
User Rating: / 7
PoorBest 
Thursday, 06 January 2011
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus." (Matius 28:19)

Inilah berita utama amanat baptisan yang harus dilakukan dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Petunjuk mengenai keesaan dalam ketigaan dalam perintah baptisan untuk masuk dalam iman kristen. Ketigaa nama pribadi disini jelas karena ketiga nama dihubungkan dengan kata 'dan' (yunani: kai) yang menunjukkan perbedaan pribadi satu nama dengan nama lainnya.

Banyak petunjuk lainnya dalam Alkitab (yang ditulis pada abad I) mengarah pada kejamakan dan ketritungggalan Allah. Namun ada yang menuduh bahwa ajaran Tritunggal itu diciptakan oleh gereja dalam Konsili Nicea (325) seperti yang menonjol dipopulerkan film tenar 'The Da Vinci Code.' Benarkah tuduhan itu?

ALIRAN ABAD XIX
Sejak awal gereja-gereja pada umumnya mengaku apa yang dikenal dengan keyakinan 'Tritunggal' yaitu 'Allah yang Esa dengan Tiga Kepribadian yang bernama Bapa, Anak dan Roh Kudus.' Namun dalam perjalanan sejarah sewaktu-waktu timbul kelompok-kelompok sektarian (sekte) yang menolak ajaran  itu, dan gejala ini muncul kembali dalam diri aliran-aliran yang tumbuh pada abad XIX.

Ada tiga kecenderungan aliran abad XIX, yaitu yang bersifat (1) Trinitarian yang tetap mengikuti faham gereja-gereja pada umumnya, (2) Mistik/Monisme, dan (3) Non-Trinitarian yang menolak Tritunggal dan menggantinya dengan keyakinan Sabelian, Binitarian, atau Arian.

Pertama, sekalipun merupakan aliran yang menekankan ajaran tertentu, aliran Adventisme baik yang dipelopori oleh William Miller (menekankan Akhir Zaman) maupun 7thday Adventist (Ellen Gould White yang menambahkan dengan ajaran Sabat dan Taurat), dan Pentakosta (menekankan karunia roh), ketiganya tetap mempercayai keyakinan Tritunggal yang dipercayai gereja-gereja pada umumnya, bahkan aliran Pentakosta menyegarkan kembali iman gereja-gereja akan Roh Kudus sebagai berpribadi yang berkuasa;

Kedua, aliran Mormon dan Christian Science menolak Allah Tritunggal yang berpribadi dan menggantikannya dengan Mistik/Monisme. Dalam pasal kepercayaan pertama dari Mormon memang disebutkan bahwa mereka percaya Tritunggal, namun pengertiannya dimengerti secara mistik. Allah dimengerti sebagai superhuman, setiap orang dilahirkan dari roh Allah seperti Yesus, dan sebagai seorang Mormon berusaha dengan kehendak bebasnya dan kekuatannya sendiri menuju status Allah atau menjadi serupa dengan Allah. Bagi Christian Science realita hanya satu yaitu Allah yang adalah roh dan manusia roh yang adalah bagian/ekspresi dari roh Allah itu. Allah adalah semua dan semua yang baik, namun untuk membedakan dengan aliran mistik New Thought yang hadir pada masa yang sama, konsep mistik Christian Science dikaitkan dengan pengertian kristen sehingga disebut sebagai 'theomonisme.'

Ketiga, Aliran lainnya menolak Tritunggal yang juga menekankan perlunya pemulihan nama YHWH (Sacred Name Movement / SNM / Gerakan Nama Suci). Yang pertama adalah Saksi-Saksi Yehuwa yang menganut faham Arian bahwa Yesus itu ciptaan lebih rendah dari Allah dan roh kudus hanya tenaga aktif Allah. SSY juga memulihkan nama YHWH yang disebut Jehovah. SSY juga disebut Unitarian yang percaya bahwa Allah itu hanya satu namanya Jehovah. Berbeda dengan aliran Mormon, Christian Science, 7thday Adventist, dan SSY yang menjadi organisasi yang solid dan menjadi besar, dari Adventisme kemudian lahir berbagai aliran SNM yang terpecah belah menjadi banyak aliran karena perbedaan dalam menafsirkan ejaan nama YHWH dan doktrin non-trinitarian mereka.

Kelompok yang menyempal dari 7thday Adventist adalah Church of God, 7thday (ini berbeda dengan Church of God yang trinitarian, gereja Pentakosta yang tertua dan terbesar). COG, 7thday menganut Binitarian, yaitu percaya bahwa ada dua pribadi Allah, Bapa dan Anak, Anak lebih rendah dari Bapa dalam tingkatan, dan mengikuti faham SSY mengenai roh kudus yang dianggap tenaga batin Allah. COG, 7thday belum mempersoalkan pemulihan nama YHWH namun dari sini kemudian berpecah-belah banyak aliran yang menekankan pemulihan nama YHWH dimulai dari Assembly of Yahweh. Aliran-aliran SNM yang lahir dari Assembly of Yahweh ada yang mengikuti Binitarian, ada yang menganut Modalisme / Sabbelian (Sabelius mengajarkan bahwa YHWH dalam PL disebut Bapa, dalam PB disebut Anak, dan setelah hari Pentakosta disebut Roh Kudus), dan ada juga yang mengikuti SSY menganut Unitarian / Arian (YHWH itu tunggal dan Yesus adalah ciptaan lebih rendah dari YHWH dan Roh Kudus itu tenaga batin ilahi). Di samping itu aliran-aliran sempalan ini berbeda-beda dalam mengeja nama YHWH, yaitu a.l. Jahwe, Jahve, Jahavah, Jahovah, Jahaveh, Jahveh, Yahveh, Jahweh, Yahweh, bahkan 'The Scripture' menolak penggunaan ejaan Yahweh dan memilih kembali menggunakan bahasa asli ibraninya yaitu tetragrammaton.

NON-TRINITARIAN
Bagaimana dengan aliran Non-Trinitarian ini? Apa yang sebenarnya dikatakan Firman Tuhan?

Modalisme / Sabellian menyebutkan bahwa YHWH itu esa, dan Bapa, Anak dan Roh Kudus hanya cara penampakkan (modus) dari YHWH, jadi baik Bapa, Anak dan rohkudus hanya modus dari YHWH. Faham ini menuai masalah karena tidak dapat menjelaskan mengapa ketiganya sering disebut sebagai pribadi yang berbeda, yang kadang-kadang hadir bersama (pembaptisan Yesus) namun juga sering berbeda tempat dan saling berinteraksi termasuk berdialog (Doa Tuhan Yesus). Stefanus melihat Yesus disebelah kanan Bapa disurga dan Roh Kudus mendampinginya di bumi (Kis 7:55-56), demikian juga kalau 'Yahsua adalah YHWH' sendiri kalau begitu YHWH pernah dilihat manusia dan pernah disalib lalu mati? Ini tidak sesuai dengan firman-Nya (Yoh 1:18) maupun kemahakuasaan-Nya.

Binitarian berbeda dengan Trinitarian, dan sekalipun menerima Yesus sebagai pribadi dan Tuhan, Yesus dianggap masih lebih rendah dari Bapa dalam tingkatan (rank), dan Roh Kudus hanya tenaga batin Allah. Sekalipun dalam Alkitab 'ruach' sering diartikan sebagai kekuatan/tenaga Allah, Alkitab juga mengemukakan bahwa 'Ruach' juga berarti 'pribadi Roh,' seperti adanya ungkapan 'Allah itu Roh.'

Unitarian / Arian menyebut Yesus ciptaan lebih rendah dari Jehovah dan roh kudus hanya tenaga aktif Allah. Berbagai usaha digunakan SSY untuk membuktikan hal ini seperti menambah kata 'suatu' (Yoh 1:1) kemudian menciptakan doktrin yang aneh seperti Yesus ciptaan lalu diangkat menjadi anak dan rekan sekerja Allah, dan Yesus itu titisan malaekat Mikhael dsb.nya. Demikian juga status Yesus dikala masih menjadi manusia dianggap bersifat kekal jadi lebih rendah dari Allah (Yoh 14:28). Alkitab sebenarnya banyak menunjukkan ke tiga pribadi Allah yang esa (1Kor 8:4), yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus yang setara, sama-sama ada dari kekal sampai kekal, sama-sama dipermuliakan, dan sama-sama berkuasa.

TRINITARIAN
Untuk lebih jelasnya marilah kita mempelajari ajaran Tritunggal. Istilah Tritunggal tidak ada dalam Alkitab dan ajaran Tritunggal juga tidak diciptakan gereja atau ditentukan di Konsili Nicea (325 M)! Bila kita membaca Alkitab Perjanjian Lama (PL) dan terlebih Perjanjian Baru (PB) yang ditulis pada abad I M, gambaran mengenai 'Allah yang Esa dengan Tiga Kepribadian yang bernama Bapa, Anak dan Roh Kudus' sudah ada secara de-facto sekalipun tidak dirumuskan secara de-jure. Karena adanya gambaran mengenai tiga pribadi dalam keesaan Allah itu, maka nama Trias dan Trinitas ditujukan kepadanya.

Pada abad II M, dalam tulisan Theofilus dari Antiokia digambarkan ketiga pribadi Allah yang esa itu dengan sebutan 'Trias' (yunani), kemudian muncul dalam tulisan Tertulianus dalam bentuk latinnya 'Trinitas.' Pada abad III M, dalam tulisan-tulisan 'Origenes' sudah sering istilah Trinitas disebutkan, bahkan muridnya bernama Gregory Thaumaturgus menuliskan istilah 'Trinitas' sebagai pengakuan percaya (credo) dalam tulisannya 'Ekhthesis tes pisteos.' Jadi sejak awal memang gambaran mengenai ketiga pribadi dalam diri Allah yang esa yang tersirat dalam PL + PB disebut sebagai Trias (yunani) atau Trinitas (latin) sudah ada sekalipun tidak berupa credo, ini menggambarkan keyakinan umat pada umumnya. Sejak itu, pujian "Kemuliaan bagi Bapa, melalui Anak, dalam Roh Kudus" menjadi umum seperti ditulis dalam tulisan Clement (I Clement: 58,59) dan Justinus (Apologia, I.67). Pujian lainnya sebelum Nicea yang umum diucapkan oleh para Bapa Gereja adalah: "Kemuliaan kepada Bapa, kepada Anak, dan kepada Roh Kudus."

Sebagai ajaran, Trinitas sudah bisa ditemui pada abad III dalam tulisan para apologet yaitu a.l. dalam tulisan Justinus (Apologia I,vi) dan Athenagoras (Leget: pro Christ,n.12). Demikian juga tulisan Irrenaeus (Adversus Haeresis I,xxii,IV,xx,1-6) menolak ajaran Gnostik yang menganggap bahwa Logos diemanasikan/keluar dari Bapa dan bukan berasal dari substansi Bapa jadi lebih rendah dari Bapa. Ajaran Trinitas juga dikemukakan dalam tulisan Clement (Paedagog, I,vi) dan disusul Gregory Thaumaturgus seperti sudah disebutkan diatas. Dibalik itu pada abad III itu ada juga yang menyimpang dari keyakinan Trinitas, ini dipelopori oleh Noetius dari Smyrna yang disalahkan oleh sinode lokal pada tahun 200 M dan dikenal sebagai Modalisme Yaitu Tuhan yang satu itu dianggap berganti-ganti dalam tiga cara penampakkan pada saat yang sama (simultaneus modalism). Sabellius menganggap Tuhan itu satu menyatakan diri dalam PL sebagai Bapa, dalam PB sebagai Anak dan sejak hari Pentakosta menampakkan diri sebagai Roh Kudus (kemudian dikenal sebagai ajaran Sabellian[isme] atau successive modalism, Sabelius diekskomunikasi pada tahun 220 M).

Lalu mengapa sering dikaitkan seakan-akan Trinitas merupakan produk Konsili Nicea pada tahun 325 M? Pada abad IV M, seorang penatua dari Aleksandria bernama Arius (dari namanya disebut faham Arian[isme]) terpengaruh ajaran Gnostik dan Neo-Platonis mengemukakan bahwa karena Logos (Yesus) diperanakkan oleh Bapa maka ia sebelum lahir pernah tidak ada dan adalah ciptaan yang tidak sama dengan substansi Bapa jadi lebih rendah dari Bapa. Kontroversi inilah yang mencetuskan diadakannya Konsili Nicea yang dihadiri 300 uskup yang 90 persennya menolak pandangan Arius dan mempertahankan pandangan Bapa-Bapa Gereja sebelumnya, Nicea kemudian menghasilkan "Credo Nicaeum" yang meneguhkan kembali "keTuhanan Yesus yang setara dan sehakekat dengan Bapa." Semangat Nicea ini kemudian diperluas dalam 'Credo Athanasius' yang berbunyi: "Kami menyembah Satu Allah Tritunggal, Tritunggal yang Esa, tidak membaurkan ketiga pribadi dan juga tidak membagi hakekat Allah." Credo ini disebutkan dalam surat yang dikeluarkan Konsili Konstantinopel (381), dan kemudian diteguhkan dalam 'Konsili Chalcedon' (451 M). Jadi, Kosili Nicea tidak menciptakan ajaran Tritunggal tetapi menolak ajaran Arius (Arianisme / Unitarianisme) yang melawan keyakinan Tritunggal, sedangkan Konsili-konsili selanjutnya hanya memberi perumusan credo Trinitas yang sudah lama yang sejak awal dipercayai umat.

Allah Itu Esa Yang Jamak
Allah yang Esa merupakan pengakuan untuk didengar umat (Shema) bahwa "TUHAN itu esa!" (Ul 6:4). Kata Esa dalam bahasa Ibrani ditulis 'Ekhad' dan menjadi pegangan kepercayaan monotheisme dalam agama Yahudi. Apakah arti sebenarnya 'Ekhad' itu? Ekhad artinya 'satu,' dan sekalipun ini dipandang oleh orang yahudi sebagai tunggal, ekhad dalam PL juga menyiratkan 'gabungan jamak' seperti dalam sebutan 'keduanya menjadi satu daging' (Kej 2:24), 'menjadi satu bangsa' (Kej 34:16), dan 'seluruh jemaah itu bersama-sama (ekhad)' (Ezr 2:64),' atau gabungan menjadi satu papan' (Yeh 37:17). Dalam bahasa Ibrani ada kata 'satu' yang lebih menyatakan 'tunggal yang mutlak' yaitu 'Yakhid' (Kej 22:2). Dari sini tersirat secara implisit adanya kejamakan dalam keesaan TUHAN. Kenyataan ini terbukti dalam diri filsuf Yahudi Maimonides, ketika menyusun '13 Pengakuan Iman'nya menggantikan Ekhad dengan Yakhid untuk menjelaskan hakekat Tuhan yang Esa.

Sekalipun dalam PL ungkapan Tritunggal tidak dinyatakan secara eksplisit, namun ada beberapa petunjuk yang mengarah kepada kejamakan pribadi dalam keesaan TUHAN. Nama yang pertama digunakan dalam PL adalah 'Elohim' (Kej 1:1; dalam PL digunakan 2500X) yang berbentuk jamak (plural majestic/jamak kebesaran) padahal dalam bahasa Ibrani ada bentuk tunggalnya 'Eloah' (Ul 32:15-17; Hab 3:3; dalam PL digunakan 250X). Elohim juga berfirman dan menyebut diri-Nya dengan ungkapan jamak: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita" (Kej 1:26), bahkan YHWH/Elohim juga menyebut: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita" (Kej 3:22) dan YHWH berfirman: "Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka" (Kej 11:7). Dalam Yes.6:8 juga disebutkan "Siapa akan pergi untuk Kita?" Contoh ini tidak eksplisit bercerita mengenai Tritunggal namun menyiratkan secara implisit bahwa ada ke jamakan dalam ke'Esa'an YHWH/Elohim.

Tiga Pribadi Yang Tunggal
Dalam Perjanjian Lama (PL) memang ke'tiga'an Allah tidak terungkap secara eksplisit seperti dalam PB, namun secara implisit terlihat adanya dua pribadi lainnya yang khas 'Malak Yahweh' yang dibedakan dengan malaekat pada umumnya (Kej 16:7,13; 22:11-12; Kel 23:20-23) demikian juga dengan 'Ruach Elohim/Ha-Kodesh' (Kej 1:2;6:3; Ayb 33:4; Mzm 51:13;139:7; Yes 11:2), keduanya sering mempersentasikan YHWH sendiri. Dalam Yes 48:12-16 dan 63:7-14, ketiga pribadi disebutkan bersama. Malak Yahweh sering menyatakan  diri sebagai manusia, Ia menemui Hagar (Kej 16) dan berkata atas Nama-Nya sendiri dan dipanggil 'El-Roi'. 'Ia bergumul dengan Yakub dan menyatakan diri sebagai Allah' (Kej 32:28-32). Bila pribadi pertama 'Bapa' tidak pernah menyatakan muka-Nya kepada manusia (Kel 33:20), Malak Yahweh sebagai pribadi kedua sering memimpin bani Israel sebagai figur Malaekat yang berotoritas mengidentifikasikan diri sebagai Yahweh dan bisa dilihat muka-Nya (band. Yoh 1:18), seperti 'Menahan Abraham membunuh anaknya Ishak' (Kel 14) dan 'Menampakkan Diri kepada Abraham' (Kej 17,18), 'Menyuruh Gideon' (Hak.6), 'Menubuatkan kelahiran Simson' (Hak 13), 'Menyuruh Elia ke gunung Horeb' (1Raj.19), dan 'Menyuruh Daud membangun Bait Allah di Yerusalem' (2Raj.19:35). Ia juga menyatakan diri sebagai 'Hakim pembela Israel' dari para musuh (Bil.22:22-35; 2Raj.19:35).

Sekalipun dalam PL ada kesan bahwa 'ruach' adalah tenaga batin, 'Ruach Elohim' berarti 'Pribadi Roh'. Mengenai 'Roh Kudus' juga dijumpai banyak ayat dalam PL yang menunjukkan ke'Allah'an dan ke'pribadi'an-Nya. 'Roh Kudus hadir dalam awal Penciptaan' (Kej.1:2) dan juga 'Ia adalah pencipta' (Ayb 33:4), Ia juga secara aktif hadir pada Akhir Zaman (lihat kitab Wahyu).

Tritunggal dalam Perjanjian Baru
Dalam Perjanjian Baru (PB) penyataan tentang ke'Tritunggal'an Allah lebih jelas. Dalam Pembaptisan Yesus kita melihat tiga saksi pembaptisan yaitu 'Bapa, Anak dan Roh' dan ini kemudian menjadi saksi pembaptisan dalam Perintah Memberitakan Injil dimana kita menjumpai ketiga Nama disebutkan sebagai tiga pribadi terpisah namun Esa: "Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." (Mat 3:16-17).

"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (Mat.28:19).

Rasul Paulus memberi salam dalam ke'Tritunggal'an Allah: "Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian." (2Kor 13:13; band. 1Kor 12:4-6)

Demikian juga Rasul Petrus menyebutkan: "Yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya." (1Ptr 1:2).

Ayat lain yang juga menyiratkan ke'Tritunggal'an Allah seperti a.l. penglihatan Stefanus mengenai 'Anak disebelah kanan Bapa di surga dan Roh Kudus yang mendampinginya di dunia' (Kis 7:55).

Mengenai 'Anak' sebagai Allah, dijumpai banyak ayat, dinubuatkan nabi Yesaya sebagai 'Allah Perkasa' (Yes 9:5) bernama 'Imanuel' (Yes 7:14, Allah menyertai kita, Mat 1:23). 'Yesus adalah Allah' bersama 'Bapa' sejak awal (Yoh 1:1,14; Kol 2:9), Ia menyebut diri sebagai 'Tuhan' (Mat 13:13,14), 'Yesus mengaku 'ego eimi'' yang adalah pengakuan Bapa (Yoh 8:58, band. Kel 3:14 [LXX]). Baik Anak maupun Bapa disebut 'Alfa dan Omega' (Why 1:8;21:6;22:13) dan 'Awal dan Akhir' (Why 1:17;2:8;21:6;22:13). Keselamatan adalah dalam nama 'Bapa' (Yl.2:32) dan juga dalam nama 'Anak' (Kis 4:12).

Mengenai 'Roh Kudus' juga dijumpai banyak ayat menunjukkan kepribadian dan ke'Allah'an-Nya. Mendustai 'Roh Kudus' adalah 'Mendustai Allah' (Kis 5:3-4), 'Ia Membangkitkan' (Rm 8:11). Roh Kudus (Roh Kebenaran) adalah 'Pribadi yang akan mendampingi umat beriman' (Yoh 14-16). 'Menghujat Roh tidak akan diampuni' (Luk 12:10, padahal Yesus karena dianggap 'menghujat Allah' maka disalibkan). 'Roh Kudus akan mengajar kita.(Luk 12:12), dan 'Roh Bapa akan berbicara dalam diri umat' (Mat 10:20). Sekalipun dalam ayat-ayat diatas seakan-akan hanya Bapa dan Anak yang terlibat sebagai Alfa/Awal dan Omega/Akhir, kita dapat melihat kehadiran Roh Kudus juga sejak Alfa/Awal (band. Yoh 1:1 dengan Kej 1:1-2) sampai Omega/Akhir di sorga (Why 14:13;22:17).

Berbeda dengan pandangan Sabellian (successive modalism) yang menyebutkan bahwa pada masa PL Tuhan menyatakan diri sebagai Bapa, PB sebagai Anak dan sesudah hari Pentakosta menyatakan diri dalam Roh Kudus, Alkitab menunjukkan bahwa ketiganya ada setiap saat yang dibutuhkan seperti pada pembaptisan Yesus, namun berbeda pula dengan simultaneus modalism yang beranggapan bahwa Allah yang satu itu berganti-ganti pada saat yang sama menyatakan diri-Nya, Alkitab menyebutkan bahwa ketiganya sering hadir bersamaan secara terpisah dan saling berinteraksi seperti dalam peristiwa pembaptisan Yesus maupun penglihatan Stefanus.

Alkitab dengan jelas memang menunjukkan bahwa pada masa PB 'Anak' diutus oleh 'Bapa' sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan sesudah kenaikan Yesus ke surga, Anak Allah mengutus 'Roh Kudus' sebagai 'paracletos' (penolong), tetapi itu hanya peristiwa khusus sebab secara umum ketiganya juga bekerja setiap waktu sesuai kebutuhan Allah sendiri dalam menjalankan rencana-Nya. Kelihatannya perbedaan antara ketiga pribadi terletak pada fungsi-nya, sekalipun banyak peran lainnya dilakukan bersama oleh ke'tiga' pribadi Allah. Pada Akhir Zaman, sesuai penglihatan rasul Yohanes dalam kitab Wahyu, kita dapat melihat bahwa ketiga 'pribadi' Allah, yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus, bekerja bersama-sama secara aktif sesuai fungsi yang diemban masing-masing.

Salam kasih dari Yabina ministry www.yabina.org

Comments
Add NewSearch
adi   | 29-01-2011 20:00:54
bagaimana dengan lukas 24:46 apa maksudnya. terima kasih
Write comment
Name:
Subject:
[b] [i] [u] [url] [quote] [code] [img] 
 
 
:angry::0:confused::cheer:B):evil::silly::dry::lol::kiss::D:pinch:
:(:shock::X:side::):P:unsure::woohoo::huh::whistle:;):s
:!::?::idea::arrow:
 
Security Image
Please input the anti-spam code that you can read in the image.
 
< Prev   Next >