Hamba Tuhan
Login





Lost Password?
No account yet? Register
Find Us on Facebook
Shalom, bagaimana kabar Anda hari ini? Silahkan login atau register.
Marriage and Family PDF Print
User Rating: / 27
PoorBest 
Friday, 15 June 2012

Ada yang bilang, menikah itu adalah awal untuk memasuki sebuah gerbang neraka. Terus ada yang bilang lagi bahwa menikah itu adalah sebuah awal dari seorang manusia memasuki babak kehidupan yang sempurna. Dan ada yang bilang juga seseorang hanyalah manusia separo ketika belum menikah. Benarkah itu???? Apakah kau sependapat dengan pernyataan pernyataan itu Teman? Pendapat itu mungkin saja benar menurut kaca mata dunia. Tetapi bagaimana kita melihat dari segi pandang Tuhan?

Lewat pernikahan kita membentuk sebuah keluarga. Hidup kita berawal dari keluarga. Baik dan buruk kehidupan kita, terbentuk dari keluarga dimana kita bertumbuh. Keduanya keluarga dan pernikahan tak pernah bisa dipisahkan.  Mereka memiliki hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Pernikahan adalah pintu dan perjalanan hidupnya adalah keluarga.  Aku mencoba belajar untuk merumuskannya lewat buku yang kutulis ini yaitu “MARRIAGE AND FAMILY” . Dan inilah semua karya yang telah Tuhan berikan untuk aku menulisnya.

 

I  MARRIAGE

 

“ Pernikahan adalah gambaran kesatuan Tuhan dengan manusia”

 

  1. Pengertian tentang pernikahan : Pernikahan adalah salah satu alat untuk menggenapi rencana Tuhan dalam kehidupan manusia. Artinya ketika menikah  kita disatukan dalam sebuah hubungan untuk satu tujuan. Didalam pernikahan sepasang mempelai adalah unity dan bukan team work. Kesatuan hubungan antara suami dan istri haruslah sebuah kesatuan yang utuh, yaitu kesatuan pada tingkat tubuh, tingkat jiwa, dan tingkat roh. Yang seringkali ditemukan adalah keluarga yang kesatuannya hanya pada tingkat tubuh dan jiwa saja sedangkan tingkat roh diabaikan. Kesatuan pada tingkat roh yang akan memungkinkan suami istri menjadi suami istri yang kuat, yang sanggup menghadapi berbagai tantangan. Bagaimanakah agar kesatuan pada tingkat roh ini bisa dicapai? Masing-masing pihak harus mengalami apa yang disebut oleh Tuhan Yesus dalam percakapannya dengan Nikodemus dalam Yohanes 3, yaitu “ kelahiran baru”, sehingga kemudian hubungan suami istri itu menjadi hubungan seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Mereka memiliki komitmen pernikahan dihadapan Tuhan yang harus dijunjung tinggi diatas segalanya seumur hidup mereka.

 

  1. Tujuan pernikahan yaitu pemenangan jiwa jiwa, itu artinya siapapun yang Tuhan kirim, kita harus menyiapkan hati untuk menerima pasangan kita itu sebagai bentuk pelayanan. Secara harafiah pernikahan Kristen selain melibatkan Tuhan sebagai dasar pernikahan, juga merupakan  keputusan dua pribadi menjadi satu. Menyatukan dua emosi jadi satu dan saling berfungsi meski kedua pribadi memegang teguh jati dirinya masing-masing, tidak melihat dan menjadikan perbedaan sebagai suatu yang harus dipermasalahkan (Kejadian  2:24 “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging,”). Perkawinan adalah lembaga yang Allah ciptakan agar manusia bisa berbagi dan menyatakan $asih selama 24 jam sehari dan 7 hari selama seminggu. Dalam lembaga perkawinan ini Allah melatih umat-Nya sampai semua rancangan dan rencanaNYA digenapi. Menikah menjadikan orang tidak egois. Menikah menjadikan kita benar- benar tidak bisa mementingkan diri sendiri. Kita harus bisa belajar menerima apa yang jadi kelebihan dan kekurangan dari pasangan kita. Sebab pada saat sudah menikah kita baru tahu kebiasaan pasangan kita, misalnya : masalah letak sandal, odol, cara tidur, cara berpakaian, cara bicara dan juga  kebiasaan sehari hari. Pernikahan bukan bertujuan untuk mengubah perilaku pasangan kita ke arah yang kita inginkan. Mengubah perilaku adalah tugas Tuhan. Tugas para istri/suami adalah terus menjaga agar pasangan hidupnya terus menerus saling mengasihi dan menjadi berkat bagi semua orang, sehingga pernikahan tersebut menjadi kesaksian.

 

  1. Dasar pernikahan

 

·         Suci, artinya setiap mempelai harus hidup  kudus tak bercela ketika berkomitmen dihadapan Tuhan.

 

·         Dewasa, telah mengerti untuk rencana apakah mereka menikah. Artinya mengetahui kehendak Tuhan dalam hidup pernikahan itu seperti apa. Dewasa tidak hanya secara lahir tetapi terlebih siap secara hati.

 

·         Siap, secara lahir batin, baik hati maupun materi, terlebih siap berkomitmen dihadapan Tuhan.

 

·         Unity, artinya menjadi satu dengan pasangan untuk satu tujuan.

 

·         Mengerti, maksudnya seseorang yang  mengambil keputusan menikah, harus sudah mengerti bahwa pernikahannya adalah kehendak Tuhan dan sesuai dengan waktunya Tuhan.

 

 

 

  1. Kesalahan tentang pemahaman pernikahan

Setiap orang selalu berpikir bahwa menikah itu enak, aman, untuk bersenang senang, hidup terjamin. Tetapi ketika semua mimpi mimpi mereka tentang pernikahan tidak dapat mereka raih maka perceraianlah yang akhirnya terjadi.  Banyak sekali kesalahan kesalahan dalam memutuskan untuk menikah karena hal hal dibawah ini :

·         Pernikahan tidak terencana

·         Menikah karena usia dan paksaan orang tua

·         Dijodohkan

·         Tidak siap mental

·         Motivasi lain

 

  1. Masalah masalah dalam proses pernikahan

·         Salah pengertian (Latar belakang keluarga, pendidikan, suku dan lain sebagainya)

·         Salah visi dan motivasi pernikahan

·         Intimidasi dan pengaruh pengaruh yang membuat mereka memutuskan untuk menikah.

·         Salah langkah saat masa berpacaran

·         Upacara pernikahan serta motivasinya


Masalah demi masalah dalam keluarga terjadi dimana-mana; apakah itu menyangkut hubungan antara suami dan istri, maupun masalah yang menyangkut hubungan antara orang tua dan anak-anak. Masalah demi masalah itu menimbulkan banyak akibat. Akibat demi akibat yang dihasilkannyapun sangat tragis, merobek-robek banyak hati dan jiwa dari anggota keluarga, dan akibat tersebut bukan hanya berdampak pada masa kini tetapi juga berdampak sampai masa yang akan datang.



Harus ditemukan jalan keluar dari masalah demi masalah keluarga tersebut. Ini memang bukanlah suatu hal yang mudah, karena statistik menunjukkan hal tersebut. Tulisan ini difokuskan pada hubungan suami istri sebagai tiang-tiang kemah rumah tangga yang berdiri dan tali-tali cinta kasih yang menegakkannya. Apa yang dikatakan oleh nabi Yeremia sangat tepat kalau diaplikasikan untuk kemah keluarga masa kini, “Kemahku sudah rusak dan semua talinya sudah putus. Anak-anakku telah pergi dari padaku dan tidak ada lagi; tidak ada lagi yang mendirikan kemahku dan yang membentangkan tendaku.” (Yeremia 10:20).


Kita pasti merindukan agar rumah tangga kita tidak mengalami kegoncangan dan selalu dalam pembaruan di hadapan Tuhan. Hal yang paling dekat kepada surga di dunia ini adalah keluarga, di mana suami dan istri, orang tua dan anak-anak hidup bersama dalam kasih dan sejahtera untuk Tuhan dan untuk satu sama lain. Hal yang paling dekat kepada neraka di dunia ini adalah rumah tangga tanpa Tuhan, yang retak karena dosa dan kejahatan, dimana orang tua bercekcok, berkelahi dan bercerai; anak-anak tidak diurus lagi dan dibiarkan hanyut dalam arus kejahatan.

 

F.      Akibat akibat dari pernikahan yang salah

Syarat utama agar rumah tangga utuh adalah meletakkan proporsi pernikahan pada dasar yang seharusnya seperti yang tercatat dalam Efesus 5:22-33, kenakan kecantikan seperti apa yang diharapkan 1 Petrus 3:3-4, jangan hanya bermodalkan "sejauh cinta yang kita miliki." Karena cinta itu hanyalah emosi sesaat yang semakin lama akan pudar kadarnya. Mau berkomunikasi dengan terbuka, mendengarkan apa yang pasangan kita mau, tidak menambah lebar saat bertengkar, dan hindarkan situasi yang bisa atau mempunyai kecondongan ke arah perceraian. Maka bila motivasi pernikahan sudah terlanjur didasarkan kepada motivasi yang salah, maka akibatnya akan menjadi sebagai berikut :

·         Bibit bibit perpisahan seperti cerai, selingkuh dan sebagainya

·         Timbul kekacauan dalam keluarga seperti ribut, saling menghakimi, saling menuntut dan menyalahkan satu sama lain.

·         Pernikahan bukan sebagai saksi tetapi bisa menjadi wadah untuk mempermalukan Tuhan.

·          

Menikah menjadikan kita terus belajar mengasihi sesama dan orang yang belum percaya. Pasangan hidup kita dapat jadi alat agar kita belajar menyalurkan kasih kita. Sehebat apapun pasangan kita, ia tetap mempunyai cela dan kita pun akan merasa kecewa. Jadi dengan menikah kita belajar terus untuk berubah ke arah yang lebih baik.  Pernikahan Kristen mempunyai visi menjadi teladan bagi orang orang disekitar kita. Dengan begitu, kita bisa menarik orang belum percaya datang pada Tuhan.

 

II  FAMILY

 

“ Keluarga adalah gambaran hubungan special keberadaan Tuhan dan manusia”.

 

  1. Pengertian tentang keluarga, kumpulan orang dalam suatu wadah dengan tugas dan tanggung jawabnya.

 

  1. Tujuan pembentukan keluarga

·         Menjadi saksi

·         Tempat proses pembentukan rohani

·         Tempat pelayanan

·         Tempat penggembalaan

·         Tempat  menyatakan kasih

 

 

  1. Dasar pembentukan keluarga

·         Perintah Tuhan

·         Pengertian yang benar

 

  1. Menjalankan tugas tugas sebagai “anggota”

 Rumah tangga Kristen mempunyai peranan yang penting sekali di mata Allah. Karena hubungan didalam rumah tangga menggambarkan hubungan kita dengan Tuhan. Dalam rumah tangga itulah beberapa segi dari kehidupan Allah harus kita teladani. Membesarkan anak-anak adalah tugas bagi orang tua. Mengajarkan anak-anak  akan iman adalah kewajiban orang tua. Kita akan melihat susunan, tugas , tanggung jawab serta fungsi keluarga secara detil dalam kaca mata kehidupan Kristen.

·         Susunan serta struktur keluarga

Ayah sebagai imam, gembala, raja.

Ibu sebagai ..............

Anak sebagai ................

 

·         Tugas

Ayah  memiliki otoritas untuk menaungi dan melindungi keluarga

Ibu menjadi penolong yang sepadan

Anak  ............

 

·         Tanggung jawab

Ayah

Ibu

Anak

 

·         Fungsi

Ayah sebagai gembala, menggembalakan

Ibu sebagai gembala, domba

Anak sebagai domba

 

  1. Masalah masalah dalam keluarga

 

·         Ketidak cocokan dalam pendidikan, karakter, dan latar belakang keluarga masing masing dalam mendidik anak

·         Ketidak puasan dalam pernikahan, saling menuntut dan menghakimi

·         Perselingkuhan, masalah sex, masalah keturunan, mereka selalu berpikir bahwa menikah harus menghasilkan keturunan.

 

Menurut Alkitab, keluarga adalah tempat manusia beranakcucu dan bertambah. Itulah tempat orang-orang diajarkan takut kepada Allah, dan belajar serta ingat apa Dia katakan (Ulangan 6.4-10).

 Jadi salah satu tugas penting sekali bagi pemimpin rumah tangga adalah pertama-tama mengerti apa keluarga mereka, dan bagaimana menjalankannya sesuai dengan maksud Allah. Yang kedua mereka harus berusaha keras memajukan tugas-tugas utama keluarga:

·                Saling tunduk, yaitu saling berlaku dengan cara menerima pertanggung-jawaban penuh atas peran mereka yang berbeda.

·                Saling membangun dalam iman Kristus

·                Mengajar anak-anak mereka dan orang lain yang tinggal di rumah agar mereka dapat mengenal Kristus.

·                Memelihara kelakuan di rumah tangga yang sesuai dengan kesalehan dan ukuran yang diterima pada umumnya.

 

 Untuk lebih lengkapnya, anda bisa mengklik link ini: http://www.im-777.com/buku/2-marriage-a-family

 

 

 

Comments
Add NewSearch
Write comment
Name:
Subject:
[b] [i] [u] [url] [quote] [code] [img] 
 
 
:angry::0:confused::cheer:B):evil::silly::dry::lol::kiss::D:pinch:
:(:shock::X:side::):P:unsure::woohoo::huh::whistle:;):s
:!::?::idea::arrow:
 
Security Image
Please input the anti-spam code that you can read in the image.
 
< Prev   Next >