Hamba Tuhan
Login





Lost Password?
No account yet? Register
Find Us on Facebook
Shalom, bagaimana kabar Anda hari ini? Silahkan login atau register.
Ketenangan Yang Tidak Membawa Damai PDF Print
User Rating: / 3
PoorBest 
Saturday, 01 September 2007

Pada tahun 1967, di luar logika manusia, Israel mengalahkan semua musuh-musuhnya yang tergabung dalam Arab Legion ketika secara mendadak dan serentak mereka menyerang Israel untuk memusnahkan negara Yahudi tersebut. Perang tersebut dikenal dengan nama "6 days war". Dalam perang 6 hari itu Israel malah mengalahkan musuh-musuhnya dan mendapatkan wilayah West Bank dari Jordania, wilayah Gaza dari Mesir dan dataran tinggi Golan dari Syria. Ini adalah kemenangan yang penuh dengan kejutan, mengagumkan dan sekaligus tidak pernah terpikirkan sekalipun. Kemenangan Israel atas gabungan negara-negara Arab yaitu Mesir, Jordania, Syria, Irak, Libya, Aljazair, Kuwait dan Saudi Arabia.

Dalam waktu 6 hari Israel berhasil menguasai Yerusalem, wilayah-wilayah biblikal yang penting di Yudea dan Samaria, dataran tinggi Golan dan semenanjung Sinai. Tidak ada kata lain yang dapat melukiskan kemenangan ini selain daripada mujizat. Ya, ini adalah sebuah kemenangan yang penuh dengan mujizat. Saya percaya Tuhan memberikan tanah ini kembali kepada Israel sesuai dengan perjanjianNya dengan Israel.

Kejadian 17:7
"Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Tuhanmu dan Tuhan keturunanmu."

Kejadian 17:8
"Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Tuhan mereka."

Israel perlahan tapi pasti mendapatkan tanah mereka kembali yang telah Tuhan janjikan kepada mereka. Itulah sebabnya disebut sebagai Tanah Perjanjian, karena tanah tersebut adalah tanah yang dijanjikan Tuhan menjadi kepunyaan Israel.

Tetapi apa yang terjadi kemudian?

Setelah perang tahun 1967, untuk menjaga kedamaian di Israel para pemimpin di Israel mempercayai apa saja kecuali mempercayai Tuhan mereka. Mereka lebih percaya kepada hal sekuler yang dapat melindungi Israel daripada perlindungan Tuhan, Sang Penjaga Israel. Prinsip "land for peace" dipraktekkan oleh Israel.

Perbuatan sekuler pertama yang disahkan adalah ketika Israel kembali menyerahkan Sinai kepada Mesir sebagai gantinya adalah penghentian perang dingin dengan Mesir. Arsitek dari perjanjian ini adalah Anwar Sadat. Tragisnya Anwar Sadat malah terbunuh oleh anak buahnya karena menandatangani perjanjian damai dengan Israel. Pada saat Presiden Sadat terbunuh, hampir semua umat Kedar menari-nari di jalan raya di setiap negara Kedar di dunia dan mereka semua berbahagia karena telah terbunuhnya seorang "pengkhianat". Mereka menyebut Sadat adalah "pengkhianat" karena berdamai dengan Israel. Sikap yang ditunjukkan mayoritas umat Kedar di seluruh dunia ini seharusnya sudah menjadi sebuah peringatan bagi Israel bahwa mereka akan selalu ada dalam ancaman dari negara-negara tetangga yang berusaha memusnahkan negara Yahudi dari muka bumi.

Selanjutnya dengan berlangsungnya serangan-serangan teroris secara kontinu dari tahun ke tahun dan juga karena tekanan dari negara-negara Barat, membuat Israel kehilangan akal dan melakukan kesalahan yang fatal.

Pada tanggal 13 September 1993, Israel setuju untuk memberikan tanah yang sudah dijanjikan Tuhan kepada Israel kepada Palestina. Dan sebagai gantinya Israel mengharapkan Palestina menghentikan aksi teror kepada Israel. Prinsip "land for peace" dilakukan kembali oleh Israel. Perjanjian Oslo dilandasi atas prinsip "land for peace". Dari hal ini kita bisa melihat bahwa Israel lebih mempercayai kedamaian sekuler daripada kedamaian rohani yang terdapat dalam perjanjian mereka dengan Tuhan yang adalah perjanjian yang kekal.

Tanah yang sebenarnya adalah hal yang krusial dan vital bagi pertahanan dan keamanan Israel kini diserahkan otoritasnya kepada pihak asing. Tanah tersebut dikontrol oleh Palestina, jadi secara tidak langsung Israel mengharapkan kedamaian dari pihak asing. Arafat menawarkan janjinya bahwa ia akan menghentikan semua aksi terornya terhadap warga sipil di Israel.

Kita lihat di sini bahwa Israel tidak memegang teguh pada apa yang sudah tertulis dalam Hukum Taurat mereka bahwa tanah tersebut adalah hak milik Israel yang sudah Tuhan serahkan kepada mereka. Jika mereka memegang teguh dan setia terhadap perjanjian mereka dengan Tuhan, maka Tuhan sendiri yang akan memberikan damai kepada Israel.

Dan akhirnya terbukti, bahwa Arafat ternyata mengingkari janjinya. Ia tidak pernah menghentikan aksi terornya, bahkan ia berencana melenyapkan negara Yahudi dari muka bumi. Salah satu bagian dari perjanjian Oslo mengatakan bahwa Palestina berjanji tidak akan menggunakan aksi-aksi teror untuk melakukan negosiasi.

Pada bulan September tahun 2000 sesuai dengan isi perjanjian Oslo bahwa Palestina akan menjadi negara yang hidup berdampingan dengan Israel, ternyata Arafat melakukan apa yang ia sebut sebagai "Oslo war". Setelah Palestina menjadi sebuah negara, ternyata mereka melakukan intifada yang mengingkari isi perjanjian Oslo. Dan harap dicatat, sampai saat itu Israel masih tetap konsisten dengan isi perjanjian Oslo sampai ketika aksi teror dan bom bunuh diri menghujani warga sipil Israel.

Pada bulan September tahun 2000, setelah Palestina menjadi sebuah negara dengan wilayahnya Gaza dan West Bank, kini Israel mendapati bahwa kondisi mereka kembali kepada seperti kondisi sebelum perang tahun 1967.

Mempercayai janji Arafat yang akan memberikan damai kepada Israel, mempercayai janji dari negara-negara Barat, malah membuat Israel dalam posisi yang sulit, karena mereka kini bukan hidup dalam ketenangan tetapi malah hidup di dalam teror. Kita lihat bahwa dengan mempercayai janji-janji manusia, telah membuat Israel tidak damai. Kita percaya bahwa hanya bergantung kepada Firman Tuhan saja yang akan membawa kedamaian.

Mazmur 119:165
"Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka."

Amsal 14:26
"Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya."

Hanya kepada Tuhan saja tempat kita menggantungkan harapan kita.

Seharusnya hal ini yang dipahami oleh bangsa Israel. Berdasarkan laporan dari Israeli National Insurance Institute, dari total semua warga Israel yang terbunuh akibat aksi teroris sejak negara Israel berdiri tahun 1948, lebih dari setengahnya terbunuh sejak September tahun 2000. Bayangkan...dari 100 % total korban aksi teror sejak tahun 1948, 53 % terjadi setelah September tahun 2000. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena Israel menyerahkan wilayahnya. Wilayah yang seharusnya berfungsi sebagai buffer zone kini tidak dimiliki lagi. Ketika Tuhan memberikan Tanah Perjanjian dengan batas-batasnya, tentu Tuhan Yang Maha Tahu mengetahui alasannya mengapa Ia memberikan batas-batas tanah yang detail kepada Israel sebagai perjanjianNya. Itu adalah berfungsi sebagai buffer zone untuk menjaga keamanan Israel sendiri.

Bangsa Israel lupa akan pelajaran dari penderitaan yang diderita oleh para leluhurnya karena melalaikan perjanjianNya dengan Tuhan. Ketika Israel keluar dari Mesir di bawah pimpinan Tuhan menuju tanah Kanaan, Musa diberikan Tuhan perintah-perintah yang spesifik agar Israel jangan membuat perjanjian apapun dengan penduduk Kanaan.

Keluaran 34:15a
"Janganlah engkau sampai mengadakan perjanjian dengan penduduk negeri itu;"

Tuhan telah mengatakan dalam firmanNya agar Israel jangan membuat persetujuan apapun dengan penduduk negeri itu. Hal itu tetap berlaku sampai detik ini. Sebab begitu persetujuan "land for peace" dibuat, Israel yang mengharapkan kedamaian malah mendapatkan malapetaka.

Jika kita meneleiti Yosua 21:43-45, kita akan mengetahui bahwa keamanan Israel hanya bergantung kepada Tuhan. Israel akan aman jika Israel mentaati janji Tuhan yang sudah memberikan batas-batas tanah kepada Israel sebagai milik kepunyaannya.

Kita perhatikan bahwa judul dari Yosua 21:43-45 adalah "Keamanan di negeri yang dijanjikan TUHAN". Artinya adalah keamanan di negeri yang telah dibatasi oleh Tuhan sebagai milik kepunyaan Israel dan keamanan di Israel akan terjadi jika Israel setia kepada perjanjianNya, setia kepada batas-batas tanah yang sudah Tuhan berikan dengan janjiNya turun temurun.

Yosua 21:43
"Jadi seluruh negeri itu diberikan TUHAN kepada orang Israel, yakni negeri yang dijanjikan-Nya dengan bersumpah untuk diberikan kepada nenek moyang mereka. Mereka menduduki negeri itu dan menetap di sana."

Yosua 21:44
"Dan TUHAN mengaruniakan kepada mereka keamanan ke segala penjuru, tepat seperti yang dijanjikan-Nya dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka. Tidak ada seorangpun dari semua musuhnya yang tahan berdiri menghadapi mereka; semua musuhnya diserahkan TUHAN kepada mereka."

Yosua 21:45
"Dari segala yang baik yang dijanjikan TUHAN kepada kaum Israel, tidak ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi."

Pada tahun 1967, Israel telah mendapatkan kembali wilayahnya yang dijanjikan Tuhan turun temurun tetapi kini Israel tidak sadar bahwa prinsip "land for peace" adalah bertentangan dengan Firman Tuhan. Israel harus belajar dari pengalaman leluhur mereka yaitu Musa dan Yosua ketika mendapat perintah yang spesifik dari Tuhan untuk mendapatkan hidup yang damai di Tanah Perjanjian.

Israel adalah satu-satunya negara di muka bumi ini yang mempunyai janji dari Tuhan akan hak kepemilikan tanah yang kekal sebagi milik kepunyaannya. Kita mengenalnya sebagai Abrahamic Covenant. Kalau dunia sekarang ini tidak mengenal Abrahamic Covenant, maka suatu hari nanti ketika Mesias datang kembali, ketika Tuhan Yesus datang kembali yang ke 2 kali, dunia akan mengetahui tentang Abrahamic Covenant. Mereka akan tercengang dan meratap melihat bahwa Tuhan ada di Zion. Tuhan hadir di Yerusalem. Tuhan hadir di Israel.

Mari kita tetap memberkati Israel, karena hal ini tertulis di Firman Tuhan.

Roma 15:27b
"Sebab, jika bangsa-bangsa lain telah beroleh bagian dalam harta rohani orang Yahudi, maka wajiblah juga bangsa-bangsa lain itu melayani orang Yahudi dengan harta duniawi mereka."

Anak-anak Tuhan dipanggil untuk memberkati, bukan untuk mengutuk.

Comments
Add NewSearch
Write comment
Name:
Subject:
[b] [i] [u] [url] [quote] [code] [img] 
 
 
:angry::0:confused::cheer:B):evil::silly::dry::lol::kiss::D:pinch:
:(:shock::X:side::):P:unsure::woohoo::huh::whistle:;):s
:!::?::idea::arrow:
 
Security Image
Please input the anti-spam code that you can read in the image.
 
< Prev   Next >